Kamis, 03 Maret 2016

* Delapan Hari Menjelajah Negeri Ginseng (Bagian-1)

Kongkow di Pusat Kota Seoul
Sapa Hangat Annyeong Haseyo 

SELAMA delapan hari, 6-13 September 2014, Garuda Indonesia Pontianak mengajak mitra bisnis di Kalbar melakukan perjalanan ke Korea Selatan (Korsel). Di Negeri Ginseng itu, 28 pengusaha travel, dimanjakan dengan eksotika berbagai destinasi wisata pilihan. 

 Mereka yang ikut adalah Ateng Tour, Sembilan Sembilan, Hasta Kreasi, Putra Tourindo, Aria Wisata, Berjaya Tour, Desys Travel, dan Anugerah Madya. Ada juga Kencana Nusantara, Insan Tour, CK Jaya, Family Tour, Mentari, dan Bahana Putra. 

Garuda Indonesia juga mengajak DPD Asosiasi Tur dan Travel Indonesia (Asita) Kalbar dan Harian Tribun Pontianak sebagai satu-satunya media dari Kalbar. Berjaya Tour dipercaya Garuda Indonesia merencanakan paket perjalanan. 

Berjaya Tour adalah perwakilan Asia World Tour di Indonesia. Jadi, agen-agen yang ingin mendapatkan paket Korea, tidak perlu ke Korea, karena bisa berhubungan langsung dengan Berjaya. Rombongan berangkat dari Bandara Supadio Pontianak, Jumat (6/9), pukul 18.10 WIB, dengan penerbangan GA 511 dan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, pukul 19.35.

Peserta fam trip harus menunggu sekitar lima jam di Cengkareng, sebelum terbang ke Bandara Internasional Incheon, Seoul, pada pukul 23.20. Namun, waktu selama itu, tidak terasa karena Garuda Indonesia menyediakan Executive Lounge di Terminal 2 Departure Hall.

 Beragam menu masakan dan minuman dengan citarasa tinggi disajikan tiada henti. Salad, nasi putih, mi goreng, roti, dan ayam rica-rica, begitu mengundang selera. Makin lengkap dengan aneka minuman seperti teh, kopi, jus jeruk, jus apel, dan cola.

 Tepat pukul 23.20, Garuda Indonesia dengan nomer penerbangan GA 878 membawa rombongan fam trip meninggalkan Cengkareng. Terbang di atas ketinggian 46 ribu kaki, pesawat melintas di atas Laut Jawa, Kinabalu Malaysia, Filipina, Kepulauan Formosa, dan Cina, sebelum tiba di Incheon. Waktu yang dibutuhkan dari Soekarno Hatta ke Incheon sekitar 6 jam 36 menit. 

Kendati cukup lama di udara, namun lagi-lagi Garuda Indonesia tahu benar memperlakukan penumpangnya. Tidak hanya menyajikan menu makan dan minum, layar monitor 7 inci memanjakan mata dan telinga. Fasilitas audio visual di pesawat A330-200 dengan pilot Kapten Teddy itu, terbilang lengkap untuk mengusir jenuh. Untuk film, ada Age Ice, Devil Wears Prada, Fast 6, dll. 

Sementara untuk game ada Arcade, mind dust, card challenge, Aqua Tic Tac Toe, dan Bouncy. Penumpang juga bisa memilih musik sesuai selera. Ada album Maudy Ayunda, Andra n The Backbone, Ungu, Anggun, Cherry Belle, Keris Patih, dll. Untuk selera jazz, juga bisa memilih Jamie Cullum, Sarah Mc Kenzie, atau The James Six Hunter. 

Untuk yang ingin beristirahat, bisa tidur dengan nyenyak berkat selimut hangat warna cokelat dan bantal empuk kecil berwarna hijau, sambil bersandar di kursi masing-masing. Dari 253 kursi penumpang untuk eksekutif dan ekonomi yang tersedia, terlihat penuh. Pada, Sabtu (7/9), pukul 08.30 waktu setempat, rombongan fam trip tiba di Incheon. 

Ada perbedaan waktu dua jam antara Indonesia dan Korsel. Bedanya, Korsel dua jam lebih cepat. Incheon adalah bandar udara terbesar di Korsel dan merupakan yang terbesar di Asia. Bandara ini menggantikan Bandara Internasional Gimpo, yang sekarang distatuskan sebagai bandara domestik, kecuali untuk penerbangan international ke Bandara Internasional Haneda di Tokyo, Jepang, dan Bandara Internasional Hongqiao di Shanghai, RRC. 

 Berdasarkan survei Global Traveller, Incheon merupakan satu di antara bandara terbaik di dunia selama 3 tahun berturut-turut, 2006, 2007, dan 2008. Berperan sebagai bandara penghubung untuk kawasan Asia Timur, terdapat lebih dari 70 maskapai penerbangan Internasional melayani Incheon. 

Maskapai penerbangan terbesar menurut jumlah penumpang adalah Korean Air diikuti Asiana Airlines, dua maskapai kelas premier. Master plan Incheon disetujui Februari 1992 dan selesai pembangunannya Juni 2008. 

Incheon memiliki kapasitas tahunan 410 ribu penerbangan, 44 juta penumpang, dan hampir 4,5 juta ton metrik kargo. Selain dilengkapi supermarket, ada juga kereta api antar jemput penumpang, Mitsubishi Kristal Mover APM, antara concourse dan terminal utama. Kereta api ini ada setiap dua menit sekali. 

Tiba di Incheon, rombongan fam trip disambut General Manajer (GM) Garuda Indonesia Korea, Dewa Rai. Lelaki yang pernah empat tahun bertugas di Kalbar ini, datang ditemani sang istri. Dewa langsung bercengkrama dengan GM Garuda Indonesia Pontianak, Donald Jerry. Managing Director Asia Wolrd Tour, Li Guang Xun, bersama staf juga menyambut hangat. "Annyeong haseyo," katanya dalam bahasa Korea. 

Annyeong haseyo biasa diungkapkan untuk ucapan selamat pagi, selamat siang, atau selamat malam. Sejak saat itu, sapa hangat Annyeong haseyo kerap diucapkan peserta fam trip selama di Korsel. Ketua DPD Asita Kalbar, Hefni Ahmad Said, mengaku seperti reuni kembali dengan Dewa. 

"Saya pernah bilang, suatu saat saya akan bertemu kembali dengan Beliau, saat menjadi GM. Rupanya jadi kenyataan. Sekarang, Beliau jadi GM Garuda Korea," ujar Hefni disambut gelak tawa. Hal yang sama juga diungkapkan Dewa. "Begitu teman-teman Garuda bilang fam trip ke Korea, saya sangat antusias. Sebab, saya akan bertemu dengan teman-teman lama," kata Dewa saat dinner di Sejong Center, Seoul. 

Setelah sempat berfoto bersama tak jauh dari pintu keluar bandara, rombongan dibawa Tour Guide Asia World Tour, Ken, melanjutkan perjalanan. Menggunakan bus wisata Hyundai, Ken membawa rombongan Garuda Indonesia ke Kimchi School atau Sekolah Kimchi di Myeongdong, Seoul. 

Jaraknya hanya 10 menit dari Bandara Incheon. Bangunan dua lantai ini adalah tempat terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar banyak tentang Kimchi. Kimchi adalah makanan tradisional Korea. Asinan sayur, biasanya sawi putih dan lobak, hasil permentasi. 

Chim-chae atau sayuran yang direndam ini, selalu dihidangkan di waktu makan sebagai satu di antara jenis banchan yang paling umum. Seorang pegawai Kimchi School, Lia Chan (24), dengan telaten mengajari peserta fam trip bagaimana membuat Kimchi.

Ada lima ruangan yang disediakan untuk belajar meracik Kimchi. Setiap ruangan mampu menampung 30 orang. Hanya ada meja panjang berhadapan tanpa kursi. Hampir semua ruangan penuh dengan turis lokal dan manca negara.

"Saya sudah lima tahun bekerja di sini. Mengajari mereka yang datang membuat Kimchi. Banyak juga yang dari luar Korea. Saya senang sekali. Bisa membagi menu khas Korea ini dan menyebarkannya kepada dunia," kata Lia Chan kepada Tribun dengan bahasa Inggris terbata- bata. Dari Kimchi School, peserta fam trip, makan siang, untuk menyiapkan diri terbang ke destinasi wisata terbaik Korsel, Pulau Jeju. (hasyim ashari/bersambung)

Tidak ada komentar: