Kamis, 03 Maret 2016

* Delapan Hari Menjelajah Negeri Ginseng (Bagian-4)

Halaman Istana Gyeongbok
Melihat dari Dekat Istana Gyeongbok

KORSEL punya rumah tradisional nan eksotik. Mulai hunian rakyat jelata di Seongup, Jeju, kediaman bangsawan Namsan di Gunung Nam, hingga istana para kaisar di Gyeongbok Palace, Seoul.

Rombongan Fam Trip Garuda Indonesia Pontianak tiba di 3D Trick Eye Museum, Minggu (8/9) pukul 17.45 WIB. Ken, Tour Guide Asia Wolrd Tour, langsung memberikan arahan untuk segera naik ke Lantai 2 gedung berlantai empat di Beong Yeon-ro, Soewigpo, Pulau Jeju itu.

Di gedung yang di sekitarnya dikelilingi pepohonan pinus ini, juga terdapat Museum Es, Restoran, dan toko souvenir, dan mini market. Terlihat jelas guratan kuas tangan-tangan senimal terampil di seluruh dinding di Lantai 2.

Tak hanya mengandalkan kombinasi warna, penempatan lampu dan sudut pandang kamera, melahirkan efek tiga dimensi. Seolah, pengunjung menjadi bagian tak terpisahkan dari lukisan-lukisan tersebut. Lukisan- lukisan itu, dikategorikan sesuai tema.

Bertema film ada Spiderman, Superman, Transformer, lengkap dengan penganugerahan Piala Oscar kepada Brad Pit dan Angelina Jolie. Ada juga lukisan Tsunami, Rio Karnaval, Mike Tyson, Cliff Hanger, dll. Pemilik Ateng Tour, Alex "Ateng" Toersanto bersama istri, Lim Sok Hia, langsung mencari lukisan untuk berfoto. Lim Hok Sia, tampak berfoto di sebuah toko tas ternama.

Ia seolah membawa lari tas mahal merek Channel. Sementara Ateng memilih berfoto di lukisan dengan tema mengajar di depan kelas. Dua di antara muridnya adalah ilmuwan hebat Albert Einstein dan Stephen Hawking.

Sementara pemilik travel Sembilan Sembilan, Indrayadi Abdullah Yusuf, bergelantungan pada helikopter dan Pemilik Aria Wisata, Irwan Tanjaya Tan, asyik meniti jembatan menyeberangi kedalaman jurang. Selesai berfoto dan makan malam di Lantai 1, rombongan menuju Dragon Head Rock atau Batu Kepala Naga.

Warga Korsel menyebutnya Yongduam. Letaknya di pantai sebelah timur Kota Jeju. Di sebut Yongduam karena bentuknya mirip Kepala Naga yang muncul dari dasar laut. Batu itu terbentuk dari lava gunung berapi beku.

Rombongan Fam Trip Garuda Indonesia Pontianak, meninggalkan Yongduam Pukul 19.20, dan kembali menginap di Ocean Suite Jeju Hotel. Ini adalah malam terakhir di Jeju. Sebab, Senin (9/9), pagi, fam trip akan bergeser ke city tour di Seoul. Itu artinya, rombongan akan terbang kembali via Bandara Internasional Jeju menuju Bandara Gimpo di Seol.

Sebelum memejamkan mata, masih teringat satu lagi destinasi wisata di Jeju saat siang. Objek wisata itu adalah rumah tradisional masyarakat Korea di Seongup. Rumah ini terletak di atas tahan dengan tofograpi gunung api.

Penduduk setempat, Ko Il Seon (52), menjelaskan jika tanahnya diinjak, maka akan ada lubang- lubang. Karena itulah, warga di Seongup, tidak bisa menanam padi. "Angin di sini sangat kencang, karena itulah atap dari ilalang ini, harus dilapis dan diikat," ujarnya dalam bahasa Korea.

Penjelasan Ko Il Seon diterjemahkan oleh Ken. Il Seon mengatakan rumah di Seongup bisa dengan mudah dikenali pemiliknya. Jika ada tiga bangunan rumah, masing-masing rumah utama, dapur, dan gudang, maka rumah itu punya bangsawan.

Namun, jika hanya ada satu rumah saja, maka itu milik rakyat biasa. "Dapur di sini tidak pakai cerobong asap, sejak dulu. Sebab jika pakai cerobong asap tentara Mongol akan tahu, bahwa di rumah ada penghuningnya. Kami sangat benci orang Mongolia dan Jepang. Mongol seratus tahun menjajah kami. Jepang 30 tahun," ujarnya.

Pada rumah tradisional Korea Seongup itu, dilengkapi dengan palang pintu, patung kakek atau harebang alias haraboji dalam bahasa Jeju. Patung ini dipercaya membawa perlindungan, kepandaian, dan kemakmuran bagi yang menyimpannya.

Selain itu ada juga peralatan membajak, alat penggiling yang ditarik kuda, tempat tidur dan ayunan bayi, tempayan air, serta tempayan untuk permentasi Teh Umija atau teh lima rasa. Dinding rumah warga Seongup terbuat dari tumpukan bebatuan vulkanik.

Untuk menutup celah di antara susunan bebatuan itu, agar angin tidak masuk, warga menggunakan lumpur untuk melapisinya. "Dulu semua orang tinggal di sini. Sekarang tidak lagi. Semua ada di kota. Di sini aman. Tidak ada pengemis dan pencuri," kata Il Seon.

Pemandangan serupa tentang eksotika rumah tradisional Korea juga bisa dilihat di Seoul. Namanya, Namsan Hanok Village atau dalam Kampung Hanok Gunung Nam. Kampung ini awalnya ada di kaki Gunung Nam. Namun, kemudian dipindahkan pada 1998 ke tengah Kota Seoul.

Tepat pada ulang tahun Kota Seol ke 600 tahun. Kampung ini memiliki luas 8.000 meter persegi. Perkampungan Namsan berdiri eksotik di tengah gedung-gedung pencakar langit di Kota Seoul. Tidak kalah eksotiknya dengan Istana Gyeongbok, yang terletak beberapa blok saja ke arah Alun Alun Kota Seoul.

Rombongan Fam Trip Garuda Indonesia Pontianak berkunjung ke Istana Gyeongbok, Kamis (12/9). Istana ini menjadi lokasi syuting drama Korea, Jewel In The Palace, yang bercerita tentang kisah nyata gadis legendaris, Dae Jang Geum (Geum yang Agung).

Ia menjadi wanita pertama yang menjadi dokter pada Dinasti Joseon/Chosun, 500 tahun yang lalu. Tidak mengherankan, jika foto cuplikan Jewel In The Palace, terpampang di pintu samping istana: foto Jang Geum tengah meracik obat.

Siang itu, Istana Gyeongbok begitu ramai dikunjungi wisatawan. Baik dari dalam maupun luar negeri. Anak-anak sekolah, terutama dari taman kanak-kanak juga. "Istana ini tempat uang indah. Sungguh indah," puji wisatawan asal Belgia, Fatima.

Fatima mengaku sudah dua kali berkunjung ke Korsel. Tahun lalu, ia datang mengantar anak pertamanya, Kamila, kuliah enginering material di Seoul. Kali ini, ia datang bersama anak keduanya, Carolina.

"Banyak cerita tentang Istana Gyeongbok. Kita bisa mengambil manfaat, bahwa situs ini tetap leastari sampai sekarang, di tengah kemajuan Seoul yang sangat pesat," tambah Carolina, yang akan menetap selama 26 hari. (hasyim ashari/bersambung)

Tidak ada komentar: