Jumat, 04 Maret 2016

Mudik Semplak BMW R25 1955

Rafiq dengan BMW R25/3 miliknya
DALAM perjalanan memantau kondisi arus mudik lebaran di jalur selatan, tim otomotif Liputan6.com, menemui salah satu pemudik yang cukup unik. Pasalnya, ia menggunakan motor antik sebagai tunggangan mudik.

Pria paro baya tersebut bermama Eka atau yang memiliki nama panggilan Rafiq. Pemudik asal Tangerang ini menggunakan motor BMW R25/3 lansiran 1955 untuk menuju Cianjur, Jawa Barat.

Eka yang juga anggota komunitas Motor Antik Club Indonesia (MACI) Jakarta ini mengaku ada kebanggaan sendiri menggunakan motor antik.



"Kebanggan tersendiri aja. Kalau ngebut-ngebut ya bukan pakai motor ini. Kalau motor ini ya untuk menikmati perjalanan," katanya saat ditemui di salah satu warung di Puncak, Bogor, Rabu (15/7) malam.

Eka memiliki motor ini sudah sejak lima tahun yang lalu dari kawannya sesama pecinta motor antik. Menurutnya, dibanding motor Inggris, motor BMW lebih nyaman. Selain itu, karena restorasi yang dilakukannya, motor ini masih kuat.

"Kalau untuk nanjak seperti ke Puncak ini masih kuat. Tapi memang tidak bisa seperti motor-motor lain. Selalu dijaga agar tidak overheat," imbuhnya.

Sebagai informasi, BMW R25/3 diproduksi sebanyak 47.700 unit dalam kurun waktu antara 1953 hingga 1956. Motor antik dengan kapasitas mesin 250 Cc ini adalah BMW Single yang paling populer setelah Perang Dunia berakhir.

Penggemar Setia

Salah satu motor jadul yang tetap eksis hingga saat ini adalah BMW. Motor asal Jerman ini turut meramaikan kegiatan Pertamax Plus Enduro Biker Summit (PPEBS) 2015 yang diselenggarakan di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor.

Djoko Sulistyo, ketua umum BMW Motorcycle Club (BMW MC) mengatakan jika komunitas ini telah berdiri sejak 1977. Jumlah anggota yang terdaftar sebanyak 150 orang. "BMW klasik ini diawali dari kebersamaan hobi dan untuk silaturahmi. Ini udah generasi ke-3 dan anggota yang sering kumpul ada 50 anggota," papar Djoko.

Djoko mengungkapkan jika motor BMW klasik itu memiliki citra tertib dan sopan. Motor Bavaria ini menurutnya juga tidak cocok dimodifikasi dengan gaya yang aneh-aneh. "Kita memang senang yang klasik karena seirama dengan usia dan motor ini juga tidak bisa ugal-ugalan di jalan. BMW juga suaranya bersih sedangkan motor-motor lain meledak-ledak," pungkasnya.

Selalu Diburu 

Meskipun populasinya tidak sebanyak motor-motor asal Jepang, BMW berhasil membuktikan diri sebagai merek yang mampu memikat penggila roda dua di Nusantara. Dari dulu hingga sekarang, sepeda motor buatan BMW selalu diminati.

Beragam alasan orang memburu sepeda motor asal Jerman ini, salah satunya adalah keunikan pada rancang bangun yang dimiliki. Di masa lampau, BMW memproduksi sepeda motor dengan rekayasa teknis layaknya mobil.

Lihat saja generasi R25 hingga R27 yang mengadopsi sistem transfer daya ke roda menggunakan gardan, bukan rantai atau belt seperti motor yang jamak ditemui saat ini. Selain itu, teknologi lainnya yang serupa dengan roda empat adalah crankshaft yang dikaitan dengan crank pin.

Dikatakan bila sistem gardan terus dipertahankan BMW pada motor-motor turingnya hingga saat ini. Alasannya, gir yang terdapat dalam gardan awet karena selalu terlumasi dan dalam kondisi tertutup bebas dari debu dan kotoran.

Sementara itu, transfer daya menggunakan rantai dituntut harus rutin melumasi secara manual, terlebih jika jalan yang dilalui berlumpur. Adapun sistem suspensinya telah menggunakan lengan ayun pada roda depan maupun belakang.

Penggunaan lengan ayun berdampak pada tingkat kenyamanan yang sama pada roda depan dan belakang. Motor lawas BMW yang satu ini menurut kalangan bloger memiliki tingkat stabilitas handling yang luar biasa.

Bahkan, sepeda motor ini bisa terus melaju dengan stabil dalam kecepatan tinggi sekalipun si pengendara lepas tangan dan sespan (kereta samping) tidak terpasang. (*)

SUMBER:
* http://otomotif.liputan6.com/read/2274109/pakai-motor-antik-pemudik-ini-solo-riding
* http://otomotif.liputan6.com/read/2388517/rahasia-bmw-klasik-tak-lekang-dimakan-zaman
* http://otomotif.liputan6.com/read/2388515/moge-bmw-klasik-tidak-kehilangan-penggemar

Tidak ada komentar: