Selasa, 15 Maret 2016

Istimewa, Indian 1916 Koleksi David Handoko


Indian 1916 (kanan) Foto: Sulistyanto)

* Yogyakarta Simpan Harta Karun Dunia

SELAIN sebagai seorang pengusaha bidang otomotif, David Sunar Handoko, juga dikenal sebagai kolektor sepeda motor, maupun sepeda onthel tua.

Saat ini di tempat tinggalnya, kawasan Jl KH Ahmad Dahlan, Yogyakarta, ada kisaran 400 unit sepeda motor dan 400 unit sepeda onthel tua.

Tak jarang para pehobi otomotif, khususnya roda dua, baik dari dalam maupun luar negeri datang ke tempat Handoko dan saling tukar wawasan.

Seperti halnya, Rabu (6/1/2016), Frannata Suryanto sebagai Presiden Vespa Club Indonesia yang juga penggemar Vespa maupun sepeda motor tua asal DKI Jakarta berkunjung ke rumah Handoko.



Beberapa hal terkait koleksi maupun pelestarian sepeda motor tua mereka diskusikan. Frannata pun mengakui keistimewaan Handoko dalam mengoleksi  sepeda motor layak mendapat apresiasi berbagai pihak.

Ia juga menyempatkan memotret beberapa koleksi Vespa yang dimiliki Handoko, satu di antaranya ada Zundapp Scooter buatan 1960. "Kami sesama penghobi motor tua, ada rasa senang dan bangga tersendiri ketika bisa mengoleksi motor-motor tua. Layaknya pengguna narkoba, boleh dibilang sudah kecanduan di bidang ini," papar Frannata.

Handoko tersenyum dan membenarkannya. Ia sendiri mengaku sudah kecanduan mengoleksi motor tua sejak awal 1990 lalu. Kecanduan di bidang ini tak melanggar hukum, sedang kecanduan narkoba melanggar hukum.

Sampai sekarang jumlah koleksinya terus bertambah, termasuk sepeda onthel. Ia pun mempunyai ruangan tersendiri untuk menempatkan koleksi-koleksi kesayangannya tersebut. Sepeda motor istimewa tertua yang dikoleksi, yakni merk Indian 1000 CC, buatan Amerika pada 1916 silam.

"Motor tua yang ada di sini buatan 1916 sampai 1980. Semua tidak ada yang dijual, semoga anak-cucu saya juga bisa melestarikan dan menikmati koleksi-koleksi ini," jelasnya.

Saat berada di ruangan untuk mengoleksi sepeda onthel tua, bapak dari dua anak ini menjelaskan, sepeda tua yang dikoleksi saat ini buatan 1890 sampai 1960. Salah satu yang istimewa, yakni BSA Airborne (sepeda militer) buatan Inggris pada 1942.

Sebagai asesorisnya ia beri senapan angin, sedangkan dulunya ada senapan yang biasa digunakan para militer di Inggris. Sepeda ini diperoleh dari salah satu pengelola museum di Belanda, karena museum sudah tutup dan sebagian dijual. Ia membelinya waktu itu Rp 35 juta perunit.

"Semua koleksi sepeda onthel tua bagian bannya saya beri bike stand agar tidak menyentuh lantai dan lebih awet," papar Handoko sembari menambahkan, ia dibantu tiga orang untuk merawat
koleksi motor dan sepeda onthelnya.


Handoko bisa jadi merupakan salah seorang kolektor pribadi yang namanya masuk sebagai pengoleksi terbesar tak hanya di Indonesia tapi juga dunia.

''Bukan satu-satunya di dunia tapi salah satu sajalah, ini juga berawal dari keprihatinan ketika saya melihat begitu banyak sepeda motor kuno dan langka diangkut dengan kapal ke luar negeri,'' tuturnya.

Awalnya, dia mengisahkan, kesukaannya pada dunia otomotif mengalir lewat darah sang ayah yang jago utak-atik mesin. Dari hanya bengkel merembet ke jual-beli sepeda motor dan akhirnya menjadi dealer resmi merek Honda.

Sebelum mengoleksi motor, satu ketika dia melihat pasar dan pameran motor di Kanada. Ternyata banyak sepeda motor kuno berasal dari Indonesia. Tentu saja dia kaget apalagi konon kabarnya sepeda motor terutama merek Harley Davidson jumlah peredarannya di Indonesia merupakan yang kedua terbesar di dunia setelah AS.

Di negeri asalnya bukan hal baru kalau menjadi nomor satu namun di sini, di negeri yang masuk dalam kategori negara berkembang malah jumlahnya melebihi negara lain yang jauh lebih maju seperti taruhlah Eropa, Jepang, dan lainnya.

''Sejak melihat kondisi itulah saya berpikir kalau semua motor tua diangkut ke luar negeri terus kita di sini kebagian apa? Lama-lama jelas tak akan kebagian apa-apa dong,'' tuturnya.

Mulailah Handoko, panggilan akrabnya, berburu sepeda motor tua. Beruntung dia sudah memiliki jaringan sebagai orang otomotif sehingga tak begitu kesulitan mencari barang. Satu per satu koleksinya dikumpulkan, baik yang masih utuh maupun dalam kondisi mengenaskan.

Semua diusahakan kembali ke bentuk asal. Kalau semula memang dia berburu motor Eropa dan AS, lama-lama tertarik juga pada produk Jepang. Menurut dia, motor buatan Negeri Sakura banyak pula yang cantik, antik, unik, langka, dan beredar dalam jumlah terbatas.

Semua merek Jepang dia koleksi mulai dari yang tertua Honda Benly CS 92 125 cc tahun 1959 sampai keluaran terbaru. ''Tidak semua produksi terbaru ada tapi yang jelas motor dengan kategori langka, limited edition, memiliki nilai tersendiri pada masanya dan menjadi tunggangan khusus seperti kendaraan patroli polisi, tentara atau lainnya saya usahakan ada di sini,'' paparnya sembari menunjukkan koleksinya.

Kendaraan buatan Jepang memang lebih banyak karena mudah mendapatkannya. Apalagi tahun pembuatan juga jauh lebih muda dibandingkan motor Eropa atau AS. Total koleksi sepeda motor dari Jepang 120 buah, itu belum yang masih dalam proses perbaikan karena hingga kini dia masih terus berburu.

Prinsipnya, jangan sampai kendaraan terutama yang langka, antik, dan kuno habis begitu saja menjadi barang rongsokan atau malah berpindah tangan ke negara lain. Dia menilai, kendaraan-kendaraan tersebut merupakan aset. Kalau saja mampu berbicara seperti manusia, tentu akan bercerita mengenai zamannya.

''Masing-masing kendaraan memiliki ciri khas, keunikan tersendiri. Motor Eropa berbeda dengan Jepang atau AS. Kekhasan inilah yang menjadi daya tarik karena paling tidak memperlihatkan karakter penciptanya dengan misi dan visi sendiri-sendiri misal ada yang memang untuk perang, penjelajah, angkutan, dan yang lain,'' jelas pria kelahiran 12 November 1955 tersebut. (*)

SUMBER:
* http://www.krjogja.com/web/news/read/286705/motor_tua_indian_menjadi_koleksi_istimewa
* http://suara merdeka.com/Prihatin-Lihat-Motor-Diangkut-ke-Luar-Negeri




Tidak ada komentar: