Kamis, 03 Maret 2016

* Delapan Hari Menjelajah Negeri Ginseng (Bagian-2)

Global Geo Park Jeju
Menikmati Pesona Pulau Jeju 

Belum ke Korea jika tidak menginjak Pulau Jeju. Pulau yang terletak di ujung paling selatan Korea ini, bahkan punya nama lain, Honeymoon Island, karena sangat cocok untuk mereka yang berbulan madu.

Pulau Jeju mulai dikenal melalui drama sukses Korea, Boy Before Flowers. Di serial ini ada cerita di mana Goo Jun Pyo (Lee Min Hoo) pergi berlibur dengan Gem Jan Di dan sahabatnya, Ga Eun, ke Jeju.
Sedangkan pada drama Korea lainnya, Princess Hours, ada Pangeran Shin yang mengundang seluruh teman-temannya untuk merayakan ulang tahun yang mewah di Jeju. Sementara di Playful Kiss, Seung Jo dan Oh Ha Ni, pergi berbulan madu juga ke jeju.

Mereka menyewa hotel di pinggir pantai yang indah. Jeju sering disebut-sebut sebagai Pulau Bali-nya Korea. Pulau ini kian mendunia setelah menyabet predikat satu dari 7 keajaiban dunia menurut New 7 Wonders of Nature pada 2011. "Makanya kita berikan paket ke Pulau Jeju. Tinggal tambah beberapa dolar," ujar General Manajer (GM) Garuda Indonesia Pontianak, Donald Jerry, kepada Tribun, sebelum berangkat.

Rombongan Fam Trip Garuda Indonesia Pontianak berangkat ke Jeju melalui Bandara Gimpo, Seoul, Sabtu (7/9) pukul 15.30 waktu setempat. Bandara ini merupakan bandara utama sebelum digantikan Bandara Internasional Incheon pada 2001.

Pada 2006, Gimpo melayani 13.766.523 penumpang. Kini, Gimpo mayoritas melayani penerbangan domestik. Satu di antaranya ke Pulau Jeju. Udara cukup panas saat rombongan masuk ke pesawat Jin Air.

Satu jam kemudian, pukul 16.50, Jin Air landing di Bandara Internasional Jeju. Langit yang mendung, dengan hujan rintik-rintik, tak mampu menyembunyikan kemegahan Bandara Jeju. Bandara yang dibangun pada 1968 ini adalah bandara terbesar ketiga di Korsel setelah Gimpo di Seoul dan Incheon di Incheon.

Tak lama berselang, bus Asia World Tour yang sudah menunggu, membawa rombongan fam trip langsung ke destinasi wisata pertama di Jeju, Ghost Road atau Jalan Hantu dan Jeju Love Land. Sambil menuju objek wisata tersebut, di bus, Ken menjelaskan bahwa Jeju sangat terkenal dengan tiga hal.

Masing-masing, bebatuan, angin, dan wanita. "Bebatuan karena Jeju berada di gunung api, angin karena anginnya sangat kencang dan jadi sumber pembangkit listrik, serta wanita karena wanita Jeju terkenal cantik-cantik," kata Ken dengan bahasa Indonesia yang mudah dipahami.

Ken memang lancar berbahasa Indonesia, karena ia menetap di Kemang, Bekasi Barat, selama delapan tahun. Ia ikut ayahnya yang bekerja di sebuah perusahaan tekstil di kawasan Industri Jababeka. Tidak terasa, sekitar pukul 17.10, bus Fam Trip Garuda Pontianak tiba di kawasan Pegunungan Halla.

Di sinilah terletak Ghost Road atau Jalan Hantu dan Jeju Love Island. Dari jauh, deretan bus pariwisata dan mobil pribadi terlihat berhenti. Mereka antre menunggu giliran melintasi Jalan Hantu. Sementara di kiri dan kanan jalan, sepanjang sekitar 50 meter itu, dipadati wisatawan lokal dan mancanegara. Mereka penasaran ingin melihat dari dekat, seperti apa Jalan Hantu itu.

Bus rombongan fam trip berhenti tepat di sebuah patok di pinggir jalan, sebagai tanda awal Jalan Hantu. Sopir langsung mematikan mesin. Beberapa detik kemudian, bus melaju hingga dengan kecepatan 20 kilometer per jam.

Padahal, kondisi Jalan Hantu itu menanjak, bukan menurun. Sopir menghidupkan mesin mobil, tepat saat tiba di patok lainnya. Fenomena ini mirip Jabal Magnet yang terletak sekitar 30 kilometer dari Kota Madinah, Arab Saudi.

Karena itulah warga Jeju menyebut jalan ini Jalan Hantu karena mobil bisa jalan sendiri dalam keadaan mesin mati. "Menarik sekali. Saya penasaran dengan Jalan Hantu ini. Makanya, saya bersama keluarga datang ke sini. Benar, mobil yang kami tumpangi jalan sendiri," kata seorang wisatawan lokal asal Busan, Ghwan (47), kepada Tribun.

Hanya 20 meter dari Jalan Hantu, objek wisata lainnya, Jeju Love Land, bisa dijangkau dengan jalan kaki. Biasanya, wisatawan jalan kaki, sambil menyantap jagung rebus hangat yang dibeli dari para pedagang di sekitar Jalan Hantu.

Seperti namanya, Jeju Love Land, adalah sebuah taman terbuka tentang cinta dan teknik bercinta. Tidak heran isinya bikin pengunjung senyum-senyum sendiri. Sebab, ada begitu banyak patung dan gambar vulgar tentang laki-laki dan perempuan. "Patungnya lucu-lucu. Sangat bagus," kata wisawatan asal Inggris, Key (30), sesaat sebelum keluar pintu Jeju Love Land.

Key datang bersama kekasihnya, Mila (29), yang berasal dari Spanyol. Ini adalah kunjungan pertama mereka ke Korsel. "Kami sangat terkesan. Pulau Jeju sangat bagus. Selama dua pekan, kami akan menghabiskan waktu bersama di Korsel," tambah Mila sambil menggandeng tangan kiri Key.

Pujian juga datang dari Pimpinan Ateng Tour, Alex "Ateng" Toersanto. "Good Idea. Laki-laki dan perempuan tersenyum berseri-seri. Mereka gembira setelah keluar Jeju Love Land. Yang seperti ini saja, mereka (Korsel. Red) bisa dijual," kata Ateng.

Tepat pukul 18.12, rombongan fam trip meninggalkan Jalan Hantu dan Jeju Love Land, untuk makan malam dengan menu seafood steamboat. Selanjutnya, menuju Ocean Suite Jeju Hotel, hotel bintang empat tempat menginap selama di Jeju.

Hotel dengan 350 kamar ini adalah tempat ideal untuk menyusuri Jeju. Jaraknya hanya 10 kilometer dari pusat kota. Terletak dan menghadap pantai, Ocean Suite Jeju Hotel, adalah syurga untuk beristirahat dan bersantai.

Hanya beberapa langkah, sejumlah atraksi di Pulau Jeju bisa dinikmati. Misalnya, Jeju Mokgwana (Former Jeju Government Office), Oriental Hotel Casino, dan Taman Nasional Hallasan (0,8 kilometer), Yongduam Rock atau Dragon Head Rock, (1,1 kilometer), Jalan Hantu dan Jeju Love Land (8 kilometer).

Untuk yang ingin sekadar jogging, di sepanjang pantai di depan hotel, terbentang fasilitas untuk pejalan kaki. Bahkan, lengkap dengan lapangan terbuka seluas 24 hektare untuk main sepak bola, skate board, bersepeda, basket, atau sekadar berkumpul bersama keluarga.

Lapangan indah itu tepat berada di depan Jeju City Hotel. Saat malam, mobil-mobil sedan mewah, mayoritas Hyundai dan KIA, berjejer rapi parkir di sekitar lapangan. Sebab, di ujung lapangan, ada pusat restoran seafood sepanjang dua blok ruko. Tepat di belakang restoran- restoran itu, ada Dermaga Jeju. Tempat Fery dan Kapal Pesiar dari berbagai negara, singgah. (hasyim ashari/bersambung)

Tidak ada komentar: