Kamis, 26 Mei 2011

Menjajal Motor AA Gym

PADA 2002 silam, saya berkesempatan mendatangi langsung Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Bandung, yang diasuh KH Abdullah Gymnastiar (AA Gym). Saya datang bersama rombongan dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Adalah biro perjalanan Manajemen Qolbu (MQ) Pontianak di bawah pimpinan drg Heru Zarkasi yang mengajak saya melihat langsung Ponpes Daarut Tauhid. Ada sekitar 20 orang rombongan yang ikut serta.

Mereka terdiri dari sejumlah pejabat, pengusaha, dan masyarakat dari berbagai profesi lainnya. Hanya saya yang jurnalis. Tujuan kami dua hari ke sana sebenarnya ingin bersilaturahmi dengan AA Gym, melihat dari dekat bisnis yang dibangunnya, sekaligus ingin menimba pengetahun tentang Islam.

Saat itu, rumah tangga AA Gym masih jauh dari prahara seperti sekarang. The Ninih, bahkan kerap mendampingi AA Gym ketika memberikan ceramah, terutama usai Salat Ashar. Tausiah dilakukan di halaman MQ TV.

Jemaah pengajian dari berbagai daerah duduk bersila. Dari mulai tua sampai yang muda. Selain menyirami rohani jemaah, AA Gym kerap bertutur tentang hobinya terbang dan berkuda. Ada juga slide yang di putar dan ditembakkan ke sebuah layar lebar.

Di luar tausiah, rombongan dari Pontianak disuguhkan program cuci mata ke berbagai tempat wisata di Bandung. Mulai dari Taman Bunga di Lembang hingga Saung Angklung Mang Udjo. Ketimbang memilih ke sana, saya sendiri lebih memilih menikmati Kota Bandung sendirian.

Berjalan kaki di sekitar Hotel Topaz Galeria, Bandung, tempat kami menginap. Saya senang menyusuri Jl Dr Djunjunan, Bandung, karena bisa langsung akses ke Bandung Trade Center (BTC).

Di sana saya sempat membeli Hanphone Sonny Ericsson R310S, Sirip Hiu. Menggantikan Siemen M35 yang sudah setahun saya pakai.

Saya juga bisa menikmati berbagai jajanan, seperti Bala-bala yang sudah lama tidak saya rasakan karena memang tidak ada di Kota Pontianak.

Di tempat AA Gym, saya berkesempatan berdialog dengan AA meski tidak banyak. Apalagi kalau bukan tentang koleksi sepeda motornya. Awalnya saya penasaran ada berbagai jenis motor di depan rumah AA Gym, yang sepintas dindingnya terbuat dari bilik bambu.

Sepengamatan saya, ada satu unit Honda Phantom, dua unit Kawasaki Eliminator, satu unit Honda CB Gelatik, dan satu unit Kawasaki KZ 200 atau yang biasa disapa Binter Merzy platina.

Saya pun penasaran bagaimana motor sebanyak itu, bisa ada di teras rumah AA Gym. "Honda CB Gelatik itu peninggalan orangtua saya yang TNI," kata AA Gym.

Ia menuturkan, sepeda motor itu belum semuanya. Sebab masih ada satu unit Honda Phantom yang ia simpan di Jakarta. Motor itu, untuk keperluan dakwah di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Awalnya, saya diundang ke Astra Honda Motor Jakarta. Karena macet, saya pilih naik ojek. Rupanya, orang Astra tidak tega melihat saya naik ojek. Mereka kirim motor ke Jakarta dan Bandung. Ya, Honda Phantom itu," ujar AA Gym tersenyum.

Dengan sepeda motor itu jugalah, AA Gym mengaku menghabiskan sejumlah waktu senggangnya. Termasuk menelusuri sudut Kota Bandung untuk memberikan tausiah. Ia juga dikenal dekat dengan sejumlah klub motor di Bandung.

AA Gym menambahkan sebenarnya, Honda Phantom dan Kawasaki Eliminator itu bukan motor besar. "Hanya karena ukuran badan saya yang kecil, motornya jadi kelihatan besar," ujar AA terkekeh.

Usai bertemu AA Gym, saya minta izin nyemplak Honda Phantom. Tidak ada ubahan berarti. Semua masih orisinil. Kecuali ada tambahan engine guard yang dipasangi penerang tambahan.

Selain motor, ada yang membuat saya terkesan dengan AA Gym soal urusan roda dua. Ia kerap menggunakan sepeda untuk meninjau satu unit usaha ke unit usaha lainnya. Semua terletak di kawasan Ponpes Daarut Tauhid.

Ia naik sepeda masih mengenakan sorban dan kain sarung. Sambil membunyikan bel kring...kring..kring, AA Gym kerap memecah kerumunan jamaah dari berbagai daerah yang memenuhi ponpesnya.

Ulahnya yang kocak itu, sering membuat jamaah yang melihatnya tertawa dan geleng-geleng kepala. (hasyim ashari)

Tidak ada komentar: