Kamis, 26 Mei 2011

Jaga Orisinalitas BSA C15

EKO, Dwi, dan Tri punya hobi yang sama. Tiga bersaudara ini selain menggilai sepeda berbagai jenis juga punya darah rider motor-motor tua.

Lihat saja, berbagai jenis sepeda terparkir di garasi dan di ruang tengah. Mulai dari low rider, sepeda ontel, sepeda balap, hingga sepeda Vixie. Adalah, sang ayah, Margono, yang memang dikenal di Kalbar sebagai pecinta sepeda.

Sementara di garasi rumahnya yang terletak di kawasan Jl Perdana Pontianak, Kalimantan Barat, terparkir berbagai jenis motor tua. Mulai dari produk Jepang hingga eropa. Yang jepang sebut saja ada Honda XL.

Motor trail yang diperuntukkan bagi pegawai lapangan Dinas Pertanian itu, terawat dengan sangat baik. Jumlahnya ada dua unit dan tetap dipertahankan orisinil. Sementara untuk produk Eropa, lebih banyak lagi.

Mulai dari Birmingham Small Arms (BSA), Norton, hingga Albert John Stevens (AJS). Semuanya juga dalam kondisi siap pakai. Bahkan kerap digunakan touring. Mulai dari Singkawang, Sambas, hingga Kapuas Hulu.

Saat didatangi, BSA C 15 Tahun 1959 tampak sangat mencolok. Motor berbaju warna merah Ferari ini, menggunakan mesin C11G. Mesin 249 cc OHV.

Dua unit kaki depan belakang, juga dibaluk pelek orisinil. "Hanya sekarang diwarnai dengan cat karena jika tidak, karat akan merusak besinya," kata Eko.

Warna merah mendominasi sepeda motor BSA milik Eko. "Orisinal sepeda motor ini tetap terjaga dari speedometer hingga klanpot," katanya.

BSA jenis ini terlihat lebih ramping dan ringan. Kendaraan tersebut hanya diproduksi dari tahun 1959-1960.

Untuk transmisi sepeda motor ini memiliki empat percepatan, memiliki silinder tunggal dengan sisitem pengapian mengunakan platina.

Mesin berbentuk mono blok, mesin dan transmisi telah menyatu. Untuk rotasi oli terpisah dengan mesin.

"Oli yang ada di sepeda motor ini hanya lewat dari box menuju mesin," jelas Eko dengan menunjukan rotasi oli tersebut menuju mesin. (Tribun Pontianak)

Tidak ada komentar: