Sabtu, 07 Februari 2009

Searching Berita Pertama

Sambil menunggu waktu deadline di Tribun Pontianak, saya iseng mencoba searching berita yang pernah saya tulis di Pontianak Post, tempat saya bekerja dulu. Dikit demi sedikit, berita itu saya kumpulkan melalui bantuan paman Google. Dapatlah beberapa di antaranya.

Saat membacanya kembali, saya kadang tertawa sendiri. Tidak percaya pernah membuat berita-berita tersebut. Pertama nulis berita pada Oktober 2000. Saya bermaksud mencari berita pertama saya yang dipublikasikan, soal perceraian tapi tidak ketemu. Meski begitu saya berharap berita yang ada ini bermanfaat. Selamat membaca!

Minggu, 7 Januari 2001
DR (HC) Drs Ikot Rinding, Sosok Dan Kiprahnya

Karena prestasinya di bidang pendidikan, putra daerah asal Landak ini mendapat gelar Doktor honoris causa (HC) dari Senior University Of Canada. Rika pangilannya saat masih anak-anak, adalah seorang putra daerah, anak petani yang berhasil menginjakkan kakinya di gedung DPR-MPR RI di Jakarta, Kamis dua pekan lalu Rika menerima Hasyim Ashari dari AP Post, banyak hal yang diungkapkan politisi yang juga tokoh pendidikan ini, dia juga secara khusus menyoroti kondisi pendidikan di Kalbar. Berikut petikan wawancaranya.

Sering disebut-sebut, sumber daya manusia di Kalbar masih tertinggal, menurut anda bagaimana?

Secara umum SDM yang kita miliki masih tertinggal. Dimungkinkan disebabkan oleh tingkat pendidikan kita yang masih rendah dan belum merata diseluruh wilayah Kalbar. Sebab Pemda belum memiliki perhatian yang serius terhadap sektor ini.

Terkait erat dengan SDM, bagaiamana dengan sosok pendidikan di Kalbar?

Setelah terjadi kerusuhan dibeberapa wilayah di tanah air, sesungguhnya bukan hanya di Kalbar saja, namun penurunan kuantitas dan kualitas pendidikan hampir merata semua daerah. Terutama diluar Jawa. Secara umum, pendidikan di Kalbar jauh tertingal dari daerah lainnya.

Indikasinya, untuk Nilai Ebtanas Murni saja kita masih kecil. Hal itu terjadi karena, masih banyak kendala yang dihadapi sektor pendidikan di daerah ini.

Bisa Anda uraikan biang dari semua itu?

Yang pasti pemda tidak memiliki konsep yang jelas akan dikemanakan dunia pendidikan Kalbar. Hingga hari ini saja tidak ada konsep pendidikan khusus yang mengarah pada pengembangan potensi daerah masing-masing.

Dengan kata lain, pemda belum mejadikan sektor ini sebagai sektor pembangunan yang harus diprioriotaskan. Indikasinya cukup jelas. Dari tahun ke tahun anggaran yang diperuntukkan bagi sektor pendidikan sangat kecil.

Sehingga tidak mengherankan jika tidak terjadi pemerataan pendidikan di wilayah Kalbar. Baik dari segi sarana dan prasarana fisik maupun materinya. Bahkan pemda juga enggan untuk memanfaatkan dan mengembangkan peneliti daerahnya sendiri.

Bisa Anda contohkan?

Anda bisa lihat, sudah berapa kali pemda lebih memilih dan percaya terhadap para peneliti dari pulau Jawa untuk melakukan studi kelayakan dan penelitian akan program dan proyek pembangunan Kalbar. Padahal dari segi kualitas dan latar belakang edukatif peneliti yang kita miliki tidak kalah. Ini menandakan pemda kurang cooperating. Bukan hanya itu, biaya untuk beasiswa bagi mahasiswa dan dosen baik untuk pendidikan dan penelitian juga disediakan sangat kecil. Itu artinya sama saja dengan mematikan potensi yang ada.

Bisa Anda uraikan relevansi sektor pendidikan dengan potensi yang dimiliki daerah?

Genderang otonomi daerah oleh pusat telah dibunyikan. Mau tidak mau daerah harus menyambutnya dengan persiapan dipelbagai sektor. Terutama sektor yang potensial untuk bisa menghasilkan Pendapatan Asli Daerah.

Untuk mengolah sektor tersebut diperlukan berbagai perangkat. Disamping peraturan, juga sumber daya manusianya harus menunjang. Mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan itu. Menurut hemat saya, sudah seharusnya pemda mengembangkan sektor pendidikan yang mampu menunjang pengembangan potensi daerah.

Misalnya, Kapuas Hulu dan Putussibau yang kaya akan aset pariwisata, dibanguan sebuah sekolah lanjutan kusus untuk keperluan pariwisata itu. Ketapang dan Sintang, dengan potensi hutannya juga harus dilengkapi dengan sekolah kehutanan. Landak dengan potensi perkebunan dan pertanian, juga harus dilengkapi dengan pendidikan disektor tersebut. Pontianak yang potensial untuk sektor perdagangan dan industri juga demikian.

Apakah harus sekaku itu?

Secara ideologis harus. Karena itu pilihan yang mau tidak mau harus diambil. Pasalnya sejauh ini pendidikan yang kita bangun secara keseluruhan masih umum. Dan sama sekali lemah akan muatan lokalnya. Hal inipun dilakukan untuk menghindari adanya overlapping sektor pendidikan.
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Tokoh&id=2394


Senin, 13 November 2000
Hari Ini, STKIP Wisuda Lulusan

Pontianak- Hari ini Senin (13/11), Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pontianak, akan menglangsungkan wisuda lulusannya, Sebelumya Sabtu (11/11), diadakan Yudisum dari Ketua Jurusan masing-masing ke Ketua STKIP Pontianak. Menurut Ketua Panitia, Drs Siswayo MPd , Kalau tidak ada halangan, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi PGRI Pusat akan menghadiri acara wisuda ini.

Wisuda akan dilangsungkan di gedung Kartini jalan Ahmad Yani pukul 08.30, dalam rapat senat terbuka yang dipimpin Ketua STKIP Ketua STKIP Prof DR Uray Husna Asmara MPd. Dijelaskannya dari 67 wisudawan, untuk Strata I sebanyak 65 orang dan 2 orang untuk Strata 2. Menurut Ketua panitia, Drs Siswoyo, MPd, Srata II (S-2), berasal dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), jurusan Matematika, dan Universitas Negeri Malang (UM), jurusan Konseling.Para mahasiswa S-2 ini dibiayai oleh STKIP Pontianak. Dari 65 wisudawan, masing masing 3 orang jurusan Matematika, 7 orang jurusan Administrasi Pendidikan, 37 Jurusan Pendidikan Pembinaan Kewarganegaraan (PPKN), serta 20 jurusan Bimbingan Konseling.

Dalam wisuda kali ini STKIP, Jumrah tercatat sebagai lulusan tertinggi dengan IPK 3,16 jurusan Bimbingan Konseling, sedangkan Tonisi Marsoit (40), lulusan terlama 17 tahun. Tonisi Marsoit sekarang bertugas di Kodim 1205 Sintang. Ditanya soal keterlambatanya dalam meyelesaikan kuliahnya, Tonisi menjawab bahwa ia selama ini sering tugas negara." Tugas negara labih penting," ujarnya kepada AP Post di ruang Aula STKIP dengan bahasa Batak yang kental.(hsm)

Kamis, 1 November 2001
Abdurrahman Terkapar Ditusuk Sahabat Sendiri

Pontianak-Hanya karena saling ejek, Abdurrahman alias Cendol (22) terkapar ditusuk sahabatnya sendiri Rn, di Terminal Kapuas Indah, Rabu (31/10) pukul 14.30 WIB. Akibatnya, Cendol yang tinggal di Komplek Acisa Permai ini mengalami luka tusuk cukup dalam pada rusuk kanan dan kepala bagian atas.

Keterangan yang berhasil diperoleh AP Post di TKP, sejak tengah hari cendol minum disebuah kedai yang terletak di Komplek Terminal Kapuas Indah. Tidak lama berselang, ia dihampiri Rn. Lalu terjadilah perang mulut diantara keduanya.

Cendol yang terlalu banyak menenggak alkohol, tidak lagi bisa mengendalikan diri. lalu terjadilah perkelahian diantara keduanya, yang lantas mengalihkan perhatian warga sekitar. Ketika itulah, Rn tiba-tiba mencabut sebilah pisau dari balik pinggangnya. Dalam sekejap ia menyarangkan mata pisaunya tepat di rusuk sebelah kanan Cendol.

Dalam keadaan sempoyongan dan terus memegangi luka yang menganga, Rn kembali melayangkan bogem mentah, hingga Cendol roboh. Saat itulah, kembali ia menusukkan pisau yang masih berlumuran darah itu tepat di kepada lawannya. Warga yang menyaksikan peristiwa tersebut, tidak bisa berbuat banyak.

Setelah puas telah merobohkan Cendol, Rn melarikan diri. berkat laporan warga, tidak berapa lama kemudian, petugas datang ke lokasi dan melarikan Cendol ke Disdokkes Polda Kalbar. Sementara, hingga kini Rn masih buron.

"Mereka itu bersahabat dan sudah biasa minum-minum di tempat itu," ujar seorang petugas parkir di Pasar Kapuas Indah menjawab pada AP Post. Sementara itu, tim medis Disdokkes Polda Kalbar, berusaha memberikan pertolongan kepada Cendol.

Luka-lukanya pun dijahit dan diobati. Namun tidak berapa lama setelah ia diobati, tiba-tiba ia bangkit bergegas meloncat pagar dan berusaha melarikan diri. Cendol dengan sekuat tenaga berlari ke arah Jalan Achmad Yani. Petugas segara memburu korban yang diduga kabur lantaran terlibat tindak kriminal lainnya itu. Dengan mudah petugas berhasil meringkus Cendol. Namun ia terus meronta dan berusaha sekuat tenaga untuk kabur.

Dengan pengawalan ketat, ia kemudian dirujuk ke RSUD dr Soedasro. Sebelum berusaha kabur dari Disdokkes Cendol meminta tim medis agar bersedia mengantarnya ke rumah orangtuanya di Acissa Permai. Namun karena masih dalam penyidikan petugas, tim medis tidak bersedia memenuhi permintaan korban.(hsm)
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Metropolis&id=10752


Senin, 18 Desember 2000
Belanja Terganggu Air Pasang

Pontianak- Sejumlah kawasan kota kembali tergenang air akibat pasang yang kembali melanda pada pagi hari. Genangan umumnya terjadi pada daerah yang berada dekat dengan bibir sungai, seperti kawasan Jeruju, Jalan Pak Kasih dan daerah pinggiran Sungai lainnya.

Akibat pasang ini, kompleks Kapuas Indah yang padat dengan pungunjung ini cukup tergaggu, apalagi pada Minggu kemarin terjadi peningkatan arus orang berbelanja, sehubungan semakin dekatkan Natal dan Lebaran.

Kecuali itu, Kompleks Yuka, yang terletak di jalan Komyos Sudarso, Jeruju, Pontianak, sudah empat hari yang lalu tergenang air. Bahkan, ketinggian air hingga mencapai lutut. Sehingga warga yang hendak keluar masuk komplek, yang hanya beberapa puluh meter dari sungai kapuas itu, terpaksa menggulung celananya, ada mengangkat roknya tinggi-tinggi, belum lagi sepatu yang juga terpaksa di tenteng. Sebab jika tidak, warga akan basah kunyup dibuatnya.

Pada Jumat (15/12) ada beberapa rumah warga yang tergenang air. Masjid Al-Muqiminpun tidak jauh berbeda. Bagian dalamnya dimasuki air itu. Menurut penuturan Yuli, kejadian seperti ini, sudah sering kali terjadi. Bahkan katanya, hampir setiap tahun. Maka tidak heran, jika beberapa rumah warga sengaja dibangun agak tinggi dari permukaan tanah.

"Setiap bulan desember, komplek Yuka sudah langganan banjir," tutur Yuli, menjawab AP Post, Minggu (17/12). Ia juga menceritakan, pada tahun yang lalu, warga yang sedang sholat Idul Fitri, sempat terusik karena halaman dan bagian dalam masjid yang tepat berada di sebelah rumahnya itu, tergenang air.

"Terus terang, saya merasa cemas juga mas, takut-takut pasangnya bertambah besar dan hujan terus turun, wah bisa banjir nanti," ungkap Muhammad Sulaiman, yang ketika ditemui AP Post, sedang membersihkan teas rumahnya yang tergenang air.

Jika sebagian warga merasa kuatir, lain halnya dengan anak-anak. Mereka terlihat sangat gembira. Bercanda dan "berkubang" setiap harinya. "Nyaman Bang, sejuk," seloroh Andi yang tengah bermain air di parit dekat rumahnya bersama lima orang rekannya.

Jika dilihat dari topografinya, komplek Yuka memang tergolong lebih rendah dibandingkan daerah lain disekitarnya. Belum lagi, posisinya yang sangat berdekatan dengan sungai Kapuas. Namun walaupun "banjir" itu kerap kali terjadi, warga komplek tetap bertahan untuk tinggal. "Semoga saja, tahun ini pasangnya tidak sampai besar, apalagi banjir," ujar Yuli.

Ternyata genangan airpun tidak hanya terjadi di kopmplek Yuka, halaman Universitas Pancabhaktipun ikut tergenang. Belum lagi halaman SMK 2 Pontianak yang setiap kali pasang juga tidak kalah banjirnya.

Disamping ruas jalan sepanjang jeruju, genangan air diatas mata kakipun terjadi di pasar Kapuas Indah, tepatnya disekitar terminal oplet, dibawah jembatan penyeberangan. Sudah beberapa hari ini, mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB air sungai Kapuas perlahan menggenangi terminal yang cukup ramai itu.

Tentu saja hal ini sangat menggangu para pengguna jalan dan para sopir angkutan. Belum lagi air yang tergenang itu, keruh. Karena bercampur dengan sampah-sampah pasar dan air bah.(hsm)
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Kota&id=1512

Jumat, 28 Februari 2003
Penipuan Berkedok Barang Antik Merajalela

Sungai Pinyuh,- Penipuan berkedok penjualan barang-barang antik, masih saja merajalela di Terminal Sungai Pinyuh dan sekitarnya. Tidak sedikit korban yang berjatuhan. Karena itulah warga meminta kepada aparat keamanan untuk menyikapi persoalan tersebut. Jika tidak, warga dan penumpang di terminal akan terus menjadi sasaran empuk sindikat tersebut.

Informasi yang berhasil dihimpun Pontianak Post, para penipu itu sangat rapai mengorganisir diri. Di kawasan Terminal Sungai Pinyuh sendiri, jumlahnya mencapai 20 orang. Mereka tersebar di sejumlah lokasi. Tidak saja di dalam terminal namun juga disejumlah tempat pemberhentian bus antar kota lainnya.

Terutama yang berada di Jalan Jurusan Seliung. Kerja mereka dibagi dalam tiga waktu yaitu pagi, siang dan sore. Setiap waktu dilakoni oleh kelompok yang berbeda, namun masih dalam satu sindikat. Dalam menjalankan aksinya, mereka tidak bekerja sendirian. Namun dengan cara berkelompok antara dua sampai lima orang.

Pertama, mereka mendekati korbannya dengan pura-pura menjual barang-barang antik. Misalnya keris sakti, cincin kebal dan sebagainya. Setelah calon korbannya ditawari, kemudian berdatangan anggota sindikat lainnya.

Mereka bersikap sebagaimana mestinya, sehingga calon korbannya bertambah yakin. Setelah korbannya tertarik dengan barang dan harga yang disepakati serta membayarnya, anggota sindikat tersebut pergi menjauh.

Mereka kembali lagi ke lokasi semula, setelah korbannya melanjutkan perjalanannya kembali. Banyak yang mengakui kehebatan anggota sindikat ini dalam menjual barang. Sehingga, banyak warga yang akhirnya memilih untuk membelinya.

Meski dengan harga ratusan ribu rupiah. Tidak hanya itu, seperti dihipnotis para korbannya, juga enggan untuk melaporkan penipuan yang telah menimpanya kepada petugas. Keadaan tersebut, yang selanjutnya menyulitkan polisi untuk melakukan penyelidikan dan penangkapan. Sebab, bukti awal berupa laporan dari warga, tidak ada. Selain itu, disebut-sebut ada oknum petugas yang "melindungi" aktivitas mereka.

Meski begitu, beberapa waktu silam, jajaran Kepolisian Sektor Sungai Pinyuh, berhasil menangkap Ag, setelah ketahuan melakukan penipuan serupa.
"Saya memang belum pernah kena tipu kawanan itu. Tetapi seorang rekan saya pernah ditipu sekali. Saat itu, dia tidak sadar telah membeli sebuah keris kecil berwarna kuning keemasan yang katanya berkhasiat untuk membuat rezeki lancar dan tubuh tidak mempan senjata tajam," kata Herman (32) penumpang asal Sanggau ketika ditemui Pontianak Post di pemberhentian bus ABM, Sungai Pinyuh kemarin.

Menurutnya, penipuan sejenis tidak hanya terjadi di Terminal Sungai Pinyuh dan sekitarnya. Melainkan juga di terminal-terminal lain, tidak terkecuali pasar. Di Terminal Batulayang dan Siantan, aksi penipuan tersebut sudah berlangsung lama. Dia, seperti juga penumpang lainnya berharap berharap, pihak kepolisian semakin gencar memerangi mereka. Mengingat sepekterjangnya sudah sudah sangat meresahkan.(hsm)
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Pinyuh&id=21852

Minggu, 2 Februari 2003
Aktivitas Ekonomian Sungai Pinyuh Lumpuh

Sungai Pinyuh,- Diperkirakan aktivitas ekonomi Sungai Pinyuh lumpuh total, selama perayaan tahun baru imlek 2554. Para pedagang dari etnis Thionghoa memutuskan untuk menutup toko-toko mereka. Mereka baru akan buka kembali pada Rabu (4/2) mendatang.

Berdasarkan pengamatan Pontianak Post, warga etnis Thionghoa memilih untuk merayakan imlek bersama sanak keluarga. Ada juga yang berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya. Dari yang hanya sekedar mengucapkan selamat hingga saling bertukar bingkisan.

Bingkisan juga diberikan kepada para tetangga mereka yang bukan dari golongan etnis Thionghoa. Mereka membagikan kue dodol yang lebih dikenal dengan Kue Keranjang. Mereka nampak begitu gembira dan bahagia. Hal itu ditunjukkan dengan pakain mereka yang serba baru. Keceriaan juga terlihat diraut wajah anak-anak kecil.

Bagi merka imlek berarti angpau dan baju baru. Mereka terlihat hilir mudik di sekitar Pasar Sungai Pinyuh. Ada yang jalan kaki, ada juga yang mengayuh sepeda pancal. Warna merah, putih, kuning dan biru terlihat mendominasi corak pakaian yang mereka kenakan.

Sementara malam tahun baru imlek, diwarnai dengan hujan lebat. Hujan yang turun sejak pukul 18.00 Wib itu, baru berhanti sekitar pukul 02.00 Wib dini hari. Namun begitu, hujan tidak menghalangi warga Thionghoa untuk menyiapkan pergantian tahun. Ada yang membakar lilin di pekong-pekong, ada juga yang membeli pernak-pernik imlek, semisal buah Jeruk Bali segar berwarna kuning.

"Jeruk ini disimpan di loteng untuk keberuntungan. Setelah selesai imlek lalu di makan. Makanya, harus jeruk yang bagus biar keberuntungan di tahun ini juga bagus," kata Aphin, warga Pasar Baru yang ditemui Pontianak Post. Seperti pemilik toko lainnya, Aphin juga demikian.

Perayaan imlek di Sungai Pinyuh kali ini, memang sedikit lebih sederhana, jika tidak dibilang sepi. Tidak ada lagi pertunjukkan barongsai dan aksi naga seperti tahun sebelumnya. Kemeriahan berupa pesta petasan dan kembang api juga tidak terlihat. Meskipun ada, jumlahnya tidak semeriah tahun lalu. Secara turun temurun, pesta kembang api dan naga selalu meramainkan pergantian tahun di Sungai Pinyuh.(hsm)
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Pinyuh&id=19272

Kamis, 17 April 2003
Posisikan Sungai Pinyuh
Sebagai Poros Pontianak-Kuching

Sungai Pinyuh,- Sejumlah kalangan berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pontianak dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar memposisikan kawasan Sungai Pinyuh sebagai poros Pontianak-Kuching. Demikian salah satu point yang terungkap dalam seminar Kebijakan Strategi Pengembangan Kota Sungai Pinyuh yang dilangsungkan di Gedung Liong Sin, Sungai Pinyuh, Rabu (16/4).

Hadir dalam seminar tersebut, Ir H Said Djafar mantan Kepala Kimpraswil Kalbar yang memaparkan konsep dasar pengembangan kota, Ir Matsum dari Bappeda Kabupaten Pontianak memaparkan tata ruang Sui Pinyuh dan implementasinya, Drs Marsono dari Dinas Kimtakot Kabupaten Pontianak yang menguraikan kendala pelaksanaan Perda 03 Tahun 2000 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta Drs Samsir Ismail, MM dari Ikatan Cendikiawan Musim Indonesia (ICMI) Kabupaten Pontianak yang membawa materi peran swasta dalam pertumbuhan kota.

Dalam seminar terungkap, Kota Sungai Pinyuh cocok dikembangkan sebagai jalur lintas poros Kuching-Pontianak. Tidak bisa dipungkiri bahwa Sungai Pinyuh menjadi kawasan transit bagi warga yang pulang dan pergi dari dan ke Kuching.

Untuk itu, pemerintah hanya tinggal melengkapi diri untuk membangun inprastruktur memadai yang diperlukan. Misalnya, tempat kerja, tempat transportasi, tempat tinggal, rekreasi, transportasi, dengan memperhatikan aspek keamanan, kebersihan, dan keselarasan serta nilai-nilai budaya setempat.

Untuk merealisasikan kondisi itu, diperlukan dukungan dari segenap masyarakat, pengusaha dan pemerintah sendiri. Sejauh ini, jika melihat kondisi riil Sungai Pinyuh saat ini, memang akan banyak kendala dan perubahan besar. Mengingat Kota Sungai Pinyuh yang semrawut.

"Seminar digelar untuk mencari format pengembangan Sungai Pinyuh ke depan. Sehingga bisa diberikan masukan kepada Pemkab Pontianak dalam rangka penyusunan Rencana Umum Tataruang Kota (RUTRK)," kata Susanto, ketua penyelenggara.(hsm)
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Pinyuh&id=25681

Catatan Perjalanan Karir
SUNGAI AMBAWANG-Akhirnya, Kecamatan Sungai Raya keluar sebagai juara umum MTQ ke-23 Kabupaten Pontianak yang dilaksanakan di Sungai Ambawang, Jumat (29/3) lalu.

Kecamatan Sungai Raya menyisihkan 14 kecamatan lainnya-termasuk juara umum MTQ ke-22 Kecamatan Mempawah Hilir-dengan mendominasi hampir diseluruh cabang yang dipertandingkan. Atas prestasi tersebut, kontingen Sungai Raya berhak membawa pulang hadiah piala bergilir Bupati Pontianak.

Bedasaran hasil keputusan dewan juri, yang diketuai oleh Drs M Yusuf Was Syarif, cabang tilawah, golongan dewasa putra Sujai (Sei Raya) keluar sebagai juara pertama. Diikuti Dedi afriadi (Sei Kakap) dan Mustafa Tuwuh (Mempawah Hilir) sebagai juara kedua dan ketiga.

Sedangkan golongan putri, Asnawati A Kadir (Sei Kakap), Rosnani Hanafi (Sei Raya) dan Siti Munirah (Sei Raya) masing-masing sebagai juara pertama, kedua dan ketiga.

Golongan remaja putra, juara pertama Achmad Dahlan (Sei Raya), juara kedua Anwar deraman (Siantan) dan juara ketiga Hendra Pradana (Sei Kakap). Sementara dibagian putri, keluar sebagai peserta terbaik pertama Rabiah Alias (Siantan), terbaik kedua Lilis Suryani (Sei Kakap) dan Hamidah (Sei Raya) sebagai terbaik ketiga.

Dibagian anak-anak, golongan putra juara pertama Ahmad Syuaibi (Sei Raya), kedua Abdul Muthalib (Kubu) dan ketiga Taufik Akbar (Sei Ambawang).
Dibagian putri, Syamsiah M Sood (Sei Kakap) juara pertama, Jumirah (Teluk Pakedai) jura kedua dan Novianti (Batu Ampar) juara ketiga.

Golongan cacat netra dibagian putri, Marwati Sarijan (sei Kakap) sebagai juara ketiga (hanya satu peserta), dibagian putra, Mursalin (Siantan) dan Isya Munadi (Sei kakap) sebagai juara kedua dan ketiga (hanya dua peserta). Dicabang Hifzil quran golongan 1 juzz dan tilawah, Marlinda (Sei Kakap) sebagai juara pertama, Sumiyati Arifin (Sei Pinyuh) juara kedua dan Khairul Ahwal (Sei Ambawang) keluar sebagai juara ketiga.

Dibagian putra, Anas hafiludin (Sei Ambawang) sebagai terbaik pertama, M Indra (SEI Pinyuh) Terbaik kedua dan Yusran Sunadi (Sei Kakap) terbaik ketiga. sementara golongan 5 juzz dan tilawah, Ahmadi (Sei Kakap) membuktikan dirinya sebagai peserta putra terbaik, diikuti Subairi (Sei Ambawang) dan Mursalin (Sei Raya).

Cabang Fahmil qur,an terbaik pertama diraih regu C (Sei Raya), terbaik kedua grop A (Mempawah Hilir) dan terbaik ketiga grop B (Sei Kakap). Dicabang syrhil quran, predikat juara pertama diraih Mempawah Hilir, kedua Siantan dan ketiga Sei Raya.

Cabang Khotil, golongan hiasan mushaf, bagian putri juara pertama diraih Nurhamni (Mempawah Hilir), juara kedua Rubiyanti (Sei Kunyit) dan ketiga Maryana (Sei Raya). Dibagian putra, juara pertama Jumadi (Sei Kunyit), kedua Irwanto (Sei Kakap), ketiga Mahrus (Sei Raya). Golongan naskah, dibagian putri juara pertama diraih Deti Darmawati (Sei Pinyuh), juara kedua Luluk (Sei Raya) dan Supriyati (Rasau Jaya). Dibagian putra, terbaik pertama diraih Khairani (Sei Kunyit), kedua Sesep (Mempawah Hilir) dan ketiga Tri Kuncoro (Sei Pinyuh).(hsm/pk)

Selasa, 11 Maret 2003
Digelar, Pekan Pengenalan Internet Pelajar

Sungai Pinyuh,- Kantor Biro Pontianak Post Sungai Pinyuh, menggelar pekan pengenalan internet bagi pelajar, 24 Februari-01 Maret kemarin. Kegiatan yang tidak dipungut biaya tersebut, diikuti oleh pelajar SLTP dan SMU yang ada di Mempawah dan sekitarnya.

Antara lain, SLTP Negeri 1 Mempawah, SLTP Negeri 1 Sungai Pinyuh (Anjungan-red), SMU Negeri 1 dan 2 Mempawah, SMU Negeri I Sungai Pinyuh, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah AL-Fallah Mempawah. Masing-masing sekolah mengirimkan tiga orang pelajar. Sehingga jumlahnya menjadi 21 orang.

Pekan pengenalan internet tersebut, menandai telah beroperasinya Warung Internet (warnet) InfoNet Biro Sungai Pinyuh. Selain itu juga sebagai bentuk nyata partisipasi Pontianak Post grup untuk ikut memasyarakatkan teknologi informasi dan komunikasi internet. Khususnya kepada pelajar di daerah agar mereka tidak Gatek alias gagap teknologi.

Minimal tidak tertinggal jauh dengan pelajar-pelajar lainnya, di kota lain seperti Pontianak dan Singkawang. Sejauh ini, sebagian pelajar di Mempawah dan sekitarnya, masih belum mengenal dan menggunakan kemudahan yang ditawarkan teknologi informasi berbasis sistem komputerisasi itu.

Karena itulah, ketika program tersebut ditawarkan kepada sekolah-sekolah, mereka menyambutnya dengan baik. Begitupun, para pelajar yang mengikuti program itu, merasa sangat beruntung.
"Kami mendapatkan sesuatu yang baru. Meski sebenarnya kami mengetahui teknologi informasi seperti ini, sudah berkembang sejak beberapa tahun silam. Akan tetapi, baru sekarang inilah, kami berkesempatan mengenal, menikmati dan menggunakan internet. Kalau bisa Pontianak Post memberikan kesempatan kepada pelajar-pelajar lainnya," kata Rio salah satu pelajar yang ambil bagian dalam kegiatan tersebut.

Bagi pelajar seperti Rio, yang baru berhadapan dengan komputer dan internet, mengaku awalnya cukup sulit untuk belajar.
Tetapi, setelah mendapat bimbingan dari instruktur selama dua jam, diapun bisa memahaminya dengan baik. Sementara itu, menurut Ilam, operator InfoNet yang sekaligus dipercaya sebagai instruktur dalam pekan pengenalan internet tersebut menceritakan, dari 21 pelajar itu, ada sebagian yang sudah mengenal dan akrab dengan internet. Namun sebagian lainnya, belum.

"Bagi mereka yang minimal sudah mengenal komputer, hampir tidak ada kesulitan mengajarkan internet. Namun bagi yang belum mengenal komputer sama sekali, memang ada hambatan berarti tapi kebanyakan mereka mau belajar dan bisa juga mengikuti seluruh materi yang diajarkan," kata Ilam.

Menurutnya, materi yang diajarkan kepada pelajar tersebut antara lain membuat elektronik mail (e-mail), webs searching, chating dan sebagian pengenalan dasar-dasar komputer bagi mereka yang belum mengenal komputer sama sekali. Waktu sebanyak dua jam digunakan cukup efektif. Satu jam pertama untuk pengenalan dan satu jam lainnya memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempraktekkan sendiri materi yang sudah diberikan.(hsm)
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Pinyuh&id=22731

Kamis, 23 November 2000
Pertanian, Pemda Kota Kurang Berbuat

Pontianak- Kepala Balai Imformasi dan Penyuluh Pertanian Kalimantan Barat, Ir Muchtiar mengatakan, bahwa sektor pertanian cukup potensial untuk dikembangkan di Kota Pontianak. Sayangnya, menurut Muchtiar, sektor ini luput dari perhatian pemerintah Kota.

Hal ini terlihat dari tidak dimasukkannya area pertanian di dalam rencana tata ruang kota. Padahal masyarakat tani jumlahnya relatif besar, apalagi pontianak berkedudukan sebagai basis kegiatan perdagangan dan jasa. Walau demikian jajaran pertanian akan tetap eksis.

Sementara itu, menurut sejumlah pedagang di Pasar Mawar, Pasar Dahlia dan Pasar Flamboyan, hingga saat ini banyak sayur-mayur yang dijual di pasaran itu, berasal dari Jawa, sebagian lagi didatangkan dari luar daerah. Bahkan cabe yang dapat tumbuh baik juga didatangkan dari luar.

Sementara, itu Muchtiar mengungkapkan banyak lahan tidur di Kota Pontianak yang seharusnya bisa dimanfaatkan. Dulu, ketika krisis mulai mendera Pemda Kota pernah melancarkan program pemanfaatan lahan tidur, namun hanya sebentar namun tidak ada ada lagi gemanya. "Kami bertekad, setiap jengkal tanah Kota harus ditanami," menjawab AP Post Rabu (22/11), disela-sela kegiatan Pelatihan Teknis Penyuluh Pertanian Kota Pontianak, di Ruang Rapat Paripurna Bappeda Kota.

Adapun daerah yang potensial menjadi sentra pertanian, menurutnya, adalah kecamatan Pontianak Utara. Karena kondisi tanah di daerah tersebut sangat cocok untuk budidaya pepaya, lidah buaya dan sayur-sayuran serta tanaman holtikultura lainnya.

Idealnya, menurut Muchtiar, keinginan wali kota untuk menjadikan kota pontinak sebagai proyek percontohan pengembangan agribisnis harus mendapatkan dukungan semua pihak. Dengan demikian ekonomi kerakyatan akan terbangun, sehingga kesejahteraan masyarakat petani dapat diperbaiki.(hsm)
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Kota&id=1303





Jumat, 6 April 2001
*Dari Kunjungan Komisi V DPR-RI
Pelindo Belum Siap Hadapi AFTA

KETUA Tim Komisi V DPR-RI, DR HM Azwir Dainy Tara menilai, Pelabuhan Indonesia Cabang Pontianak (Dwikora) untuk saat ini masih belum bisa mendukung penuh lajunya pengembangan dan pertumbuhan ekonomi Kalbar yang kian pesat dari hari kehari. Apalagi dalam menyongsong AFTA nanti.

Karenanya, jika tidak dilakukan langkah-langkah antisipasi, bukan tidak mungkin, pelabuhan ini akan tidak mampu memberikan pelayan maksimal kepada para investor dan masyarakat. Menurutnya, kurangnya dukungan itu itu dapat dilihat dari terbatasnya kawasan pelabuhan yang hanya 4 hektar.

Padahal idealnya, sebuah pelabuhan memiliki luas minimal 20-30 hektar. Selain itu, letaknya yang ditepi sungai juga menjadi kendala. Sebab, daerah aliran sungai mudah terjadi pendangkalan akibat dari erosi di daerah hulu.

Selain itu, kapasitas jalan juga tidak memadai untuk dilintasi mobil-mobil kontainer. "Tim akan merekomendasikan kekurangan Pelabuhan Pontianak ini ke Pusat, selanjutnya dalam waktu dekat akan dicarikan jalan keluar untuk pemecahan masalah-masalah tadi," kata Azwir kepada AP Post, usai pertemuannya dengan jajaran departemen perhubungan dan PT Pelindo II Cabang Pontianak, Rabu (4/4).

Hal dibenarkan oleh General Manager PT Pelindo II Cabang Pontianak, Drs Edy Purwanto. Menurutnya, untuk accesroad, memang kurang memadai. Kapasitas jalan yang hanya 8 ton harus dilewati oleh kontainer berkapasitas 12-15 ton.

Sehingga jalan-jalan cepat mengalami kerusakan. Selain itu, pengelola pelabuhan setiap tahunnya harus mengeluarkan Rp 9,78 milyar untuk pengerukkan. Jika tidak dilakukan pengerukkan akan sangat menghambat kecepatan dan ukuran kapal yang akan masuk pelabuhan.

Hal tersebut diperparah oleh banyaknya kapal-kapal yang berlabuh dan tidak melakukan aktivitas. Disamping itu, lokasi dan peralatan untuk aktivitas bongkar muat barang juga terbatas. "Kami minta kerjasama dengan pemerintah kota dan provinsi untuk membangun prasarana jalan dan perluasan dermaga," tutur Edy.

Ia juga bertutur, Pelindo baru saja melakukan perluasan 100 meter ke arah Barat serta penambahan truck, empat unit forklip. Ditambahkan Azwir, untuk meningkatkan kinerja Pelabuhan Pontianak, Pemerintah Pusat akan segera mengusahakan keuangannya dan kontraktornya.

Namun ia mengaku belum dapat memastikan kapan realisasinya, siapa pihak-pihak tersebut dan berapa besar bantuannya. Namun yang jelas kata dia, pelabuhan Pontianak harus dikembangkan, sebab kedepan fungsinya akan sangat vital dan urgent, baik untuk cargo, penumpang, terutama bagi perdagangan antarpulau dan negara. " Perkembagan dan pertumbuhan sebuah kawasan sangat tergantung dari sarana dan prasarana perghubungan. Salah satunya pelabuhan. Jika tidak, potensi yang dimiliki daerah tidak akan bisa dimanfaatkan secara maksimal," papar wakil ketua fraksi Golkar ini.

Dari hasil pertemuannya dengan pihak PT Pelindo II Cabang Pontianak dan Departemen Perhubungan, tercetus wacana untuk membangun sebuah pelabuhan yang lebih besar di sebuah lokasi yang lebih memadai. Misalnya di tepi laut. Atau dengan membangun sebuah pelabuhan khusus.

Misalnya PTPN XIII dengan investor Malaysia bekerjasama membangun sebuah pelabuhan untuk mengangkut CPO. Dari hasil pengamatan tim, Kalbar lebih beruntung dari daerah lainnya. Sebab sudah terlihat kepastian investor masuk, sementara daerah lainnya masih meragukan.

Diakui, investor pada umumnya memang sangat tertarik pada sektor agrobisnis. Sehingga karet, sawit dan produk perkebunan lainnya selalu jadi incaran mereka. Praktis untuk menunjang percepatan distribusi sumber-sumber itu diperlukan pelabuhan yang representatif. " Namun membangun sebuah pelabuhan baru itu tidak semudah memindahkan rumah. Banyak faktor yang harus diperhatikan," ucap Edy.(hsm)
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Pinyuh&id=2463

Jumat, 24 Januari 2003
2003, KTNA Usung Program Prioritas

Mempawah,- Memasuki tahun 2003, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pontianak telah menyiapkan sejumlah program prioritas yang ditengarai mampu memberikan konstribusi langsung bagi upaya peningkatan kesejahteraan nelayan dan petani di Kabupaten Pontianak. Demikian diutarakan Ketua KTNA Kabupaten Pontianak H Daeng Rusli kepada Pontianak Post, Rabu (22/1) siang.

"Kita sudah membicarakan penyusunan program prioritas tersebut. Tidak saja dengan pengurus namun juga melibatkan pihak eksekutif dalam hal ini instansi terkait," kata Daeng.

Dia memaparkan, program-program prioritas tersebut, digolongkan kedalam tiga bidang. Yaitu bidang perikanan, peternakan dan pertanian.

Untuk bidang perikanan, pihaknya akan memperjuangkan Kantor Perikanan dan Kelautan menjadi Dinas Perikanan dan Kelautan, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya laut bagi kepentingan Pendapatan Asli Daerah dan mendesak pemerintah bertindak tegas terhadap sepakterjang kapal-kapal nelayan asing yang kerap beroperasi di perairan nelayan Kabupaten Pontianak dan sekitarnya.

2 komentar:

GIS mengatakan...

Di Sei Pinyuh TGL 17 Jan 2010 juga terjadi peniouab barang antik dengan modus pelaku menitipkan sebuah piring besar dirumah korban, setelah satu minggu ada yang berakting sebagai pembeli datang kerumah korban. Kerugian ditaksir Rp 20.000.000,00. 2 tersangka dari 5 tersangka yang datang kerumah sudah diketahui identitasnya, bahkan foto
salah satu pelaku sudah saya miliki. Kejadian tersebut telah dilaporkan kepihak polisi, tetapi hingga sekarang belum tertangkap.

gila^ontel mengatakan...

Rekan Gis..bisakah saya tahu alamatnya....mungkin ada yang bisa kami bantu....kalau tidak keberatan nomor handphone yang bisa kami hubungi...terimakasih sebelumnya.salam