Selasa, 20 November 2012

Pelihara Sembilan Motor Klasik

NAMA Sapta Adjie, sudah santer seantero Kalbar. Ketua Motorhead West Borneo ini memang dikenal identik dengan motor-motor klasik Eropa.

Di garasi rumahnya, terkumpul sembilan motor antik berbagai jenis. Di antaranya, BSA C11 250cc tahun 1955 yang dibeli pada 2007, Raleigh 250cc tahun 1922 dibeli 2008, BSA M21 600cc, Norton ES2 350cc.

Motor-motor legendaris itu masing-masing buatan Inggris. Selain mengoleksi motor buatan Inggris, Adjie juga memiliki motor antik buatan Jerman. Ada Zundaap 50cc, BMW R25/3 250cc tahun 1955 yang dibeli pada 2009, dan EMW 350cc. 

Satu lagi, motor klasik Vespa Super 1964 buatan Italy yang dibeli 2009. "Masih ada dua frame yang sedang dibangun yaitu BMW R26 tahun 1956 buatan Jerman dan Matchless G12 tahun 1960 buatan Inggris," katanya. 

 Adjie mengakui, butuh jalan berliku untuk memiliki motor-motor incaran para kolektor tersebut. Namun, saat motor impian sudah di tangan, ada kepuasan yang sulit digambarkan lewat kata. "Setengah gila rasanya ketika berhasil memperoleh motor Eropa klasik," ujarnya. 

Adjie, tak mengetahui benar penyebab yang membuatnya gandrung pada motor Eropa. Hobinya yang tak lazim itu, begitu sulit dinalar. Ia mulai jatuh cinta pada 2008. Saat itu, ia membeli BSA seri C 11, 250 cc tahun 1955. 

BSA dibelinya dalam kondisi utuh dan surat-suratnya lengkap. Tak lama Adjie kembali membeli BMW R25/3 250cc tahun 1955 yang masih berbentuk bahan atau tidak lengkap seharga Rp 4 Juta. 

"Perlu waktu dua tahun untuk membangun dan menghidupkannya lantaran faktor spare part. Setelah menghabiskan biaya sekitar Rp 30 juta, motor baru bisa hidup serta dapat dikendarai," kata pria yang tinggal di Jl Komyos Sudarso, Perum II, Gg Goa VI itu. 

Kegilaan pada motor Eropa yang "frontal" serta nyali yang tak pernah ciut menjadi modal utama Adjie membeli serta mengoleksi motor-motor eropa original. Bagaimana tidak gila, kondisi mesin motor yang tak hidup dan spare part yang susah dibeli, sanggup Adjie hadapi. 

"Tak semua orang memiliki motor Eropa original. Kendati mampu, namun bila tidak berani dan bernyali jongkok, motor Eropa tak akan terbeli," ujarnya. 

Cara Adjie membeli motor Eropa yakni ada dua cara. Pertama membeli secara cash atau tunai. Sebagai contoh, ia pernah membeli Norton pada 2012 sebesar Rp 45 Juta. Cara kedua yakni secara tukar tambah. Pada 2011, ia menukar 1 unit BMW R25/3 250cc tahun 1955 buatan ditambah uang tunai Rp 15 Juta untuk Norton.

"Sebetulnya sangat sulit untuk menentukan harga motor tua. Kadang tergantung dari keutuhan atau originalnya serta kondisi sebuah motor, jumlah unit yang diproduksi pabriknya dan jumlah yang masih bertahan sampai saat ini, sejarah atau legenda dari motor tua tersebut dan selera dari si penghobi," jelasnya. 

Namun, tambahnya, saat ini harga sebuah motor tua Eropa atau Amerika dengan kondisi full original dan sehat atau hidup jalan, mulai dari Rp 15 juta sampai dengan miliaran rupiah. Sensasi dan kepuasan yang luar biasa adalah gejolak emosionalitas yang dirasakan Adjie ketika mengendarai motor-motor Eropa miliknya. 

Rasa senang, bebas, bangga melebur menjadi satu. "Bangga karena saya memiliki alat transportasi yang memiliki nilai sejarah serta turut serta melestarikan barang bersejarah," tukasnya. 

Adjie berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menjual kembali motor-motor Eropa miliknya, kecuali barter atau tukar tambah dengan motor antik juga. "Karena keinginan saya adalah bisa menambah terus peliharaan motor antik," ungkapnya. (sumber:ful/tribunpontianak.com)

Tidak ada komentar: