Jumat, 02 Desember 2011

Vespa Klasik dan Pesona Pulau Dewata












Tanggal 25-27 November saya mengunjungi Bali. Saya diundang XL North Region untuk kegiatan Media Gathering. Ada sekitar 30 jurnalis yang diundang untuk melihat pencapaian XL dan pesona Pulau Dewata.

Selama di Bali, saya menginap di Hotel Spacio di Jl Dewi Sri, Kuta. Begitu tiba di halaman hotel, setelah dijemput di Bandara Ngurah Rai Bali, mata saya langsung tersedot oleh deretan motor butut di samping hotel.

Motor-motor butut itu di antaranya, Honda S 90, Vespa Spint, Honda GL 100, dan banyak lainnya. Karena penasaran, saya tidak lekas masuk hotel. Melainkan melihat dari dekat motor-motor era 70 an tersebut.


Ternyata tempat di mana motor-motor buruk rupa itu adalah sebuah bengkel. Namanya bengkel Island Vespa Classic Bali di Jl Dewi Sri Nomer 20 Kuta. Saya kaget begitu masuk ke show room bengkel yang digawangi Boman dan Rinto tersebut.

Di show room berukuran sekitar 4 meter x 8 meter tersebut, berjejer rapi berbagai jenis Vespa klasik. Entah berapa jumlahnya saya tidak tahu persis karena tidak menghitungnya. Yang jelas, kiri kanan show room penuh dengan Vespa yang seksi dan montok.

Sepenglihatan saya, mayoritas didominasi Sprint berbagai type, Super, Bajaj, dan Kongo. Motor- motor buatan Italia itu, dicustom klasik. Mempertahankan bentuk orisinalitas dengan berbagai warna cerah yang menarik.

Selebihnya, motor dipasangi berbagai aksesoris untuk mempercantik penampilan. Ada foot steep racing, spion bulat, guard spakboard depan belakang, juga guard bodi. Beberapa aksesoris itu, ada yang dibuat sendiri para mekanik, ada juga yang dibeli di agen-agen sparpat Vespa di Bali.

Tidak sekadar mempertahankan gaya klasik, sebuah Kongo warna hitam dop, dimodifikasi dengan dibuatkan zespan di sisi sebelah kiri. Zespan yang dikerjakan Boman itu, terlihat sangat rapi. Terutama bagian sambungan dan pengelasan. Cat juga sangat halus.

Sebuah lampu cantik dimodifikasi Boman di bagian roda Zespan. Sepintas, mengingatkan saya akan Zespan BSA M20 atau BMW R25.

Sambil kenikmati semangkuk bakso di depan bengkel, saya kemudian meminta izin kepada Boman dan Rinto mengambil gambar. "Semua motot di sini sudah laku terjual. Itu punya orang semua. Harganya rata-rata Rp 12 juta," kata Rinto.

Saya kaget karena di Pontianak harganya tidak setinggi itu, kecuali untuk Kongo. Yang membuat saya tambah kaget, rupanya Boman, mekanik yang punya tubuh gempal ini, pernah merambah Kalimantan Barat.

"Saya bekerja di Malaysia. Saat liburan, saya bersama teman pergi ke Sambas, Pontianak, dan Desa Jawa Tengah di Sungai Ambawang," ucap Boman tersenyum.

Ia kemudian memutuskan pergi ke Bali dan membuka bengkel Vespa bersama teman-temannya. Ia mengatakan, masih banyak Vespa klasik yang bisa dijumpai di Bali meski kondisinya kadang memprihatinkan.

Bersama teman-temannya yang lain, Boman menyulap Vespa yang sudah mulai ditinggalkan itu, layaknya baru keluar dari pabrikan di Italia. Bagus, mulus, terawat, tinggal geber. Wajar, karena di belakang show room, terdapat workshop cukup luas untuk mempermak Vespa karatan menjadi cantik nan menawan.

Bravo buat Boman, Rinto dan Island Vespa Classic Bali. Benar-benar scooterist sejati. Berharap bisa bertemu kembali di lain kesempatan. Thanks atas keramahtamahan kalian. (hasyim ashari)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bengkel vespa disana yang saya tau memang mahal bgt mungkin dikhususkan utk bule2 yg tinggal di bali.