Sabtu, 10 Desember 2011

Berawal dari Rangka Gosong


* Lady Biker BSA 250

Di Pontianak, Kalimantan Barat, motor antik tidak hanya memikat kaum lelaki. Bahkan, seorang remaja putri, Uly (19), sudah kepincut dengan pesona produk-produk keluaran Inggris. Ia pun melirik Birmingham Small Arm (BSA) C15.

Mahasiswi Jurusan Komputerisasi Akutansi di Bina Sarana Informatika (BSI) Pontianak, ini mengaku bangga menjadi lady biker. Pasalnya, untuk cewek seusianya, jarang sekali yang punya motor antik.

"Awalnya saya tertarik motor antik karena tertular akan hobi Abang saya. Ia suka membangun dan mengkoleksi motor-motor antik," kata Uly kepada Tribun Pontianak, Selasa (6/12/2011).

Ia menceritakan butuh waktu setahun untuk membangun BSA 250 cc tersebut. Di awali dari sebuah rangka. Meski lengkap, namun rangka dalam keadaan gosong.

"Yang bangun motor ini dari rangka sampai menjelma utuh BSA, Abang saya. Ia jago dalam hal membangun motor antik. Saya sih hanya hunting sparepart-nya," ujarnya.

Menurut Uly, jika membangun motor dari rongsokan, kita akan lebih tahu karakter motor. Dengan demikian akan sangat sejiwa saat mengendarainya. Sebab butuh kesabaran menunggu sampai motor impian benar-benar terwujud.

Tidak hanya itu, karena tahu sejak awal, maka akan memudahkan jika dikemudian hari ditemukan kerusakan atau masalah seputar pengapian dan sebagainya. Berbeda jika membeli motor dalam keadaan siap pakai.

Soal rangka, Uly menjelaskan seluruhnya dalam keadaan gosong seperti habis terbakar.

"Mungkin motor itu yang punya rumahnya mendapat musibah kebakaran, yang di dalam garasinya terdapat motor itu," ujarnya.

Dia menjelaskan, motor ini enak diajak lari, alias ngebut. Karena motor ini memiliki stroke atau langkah yang pendek, jadi untuk mencapai akselerasi lebih cepat, ketimbang varian BSA lainnya, yang memiliki stroke lebih panjang.

Namun, menurutnya kekurangan motor ini masih menggunakan sistem pengapian platina. "Dan platinanya berada di luar dengan tutup yang saya rasa belum sempurna. Bila hujan, si platina sering terkena air, jadi motor suka mogok," kenang Uly.

Uly menjatuhkan pilihan ke BSA C15 karena ukurannya yang lebih kecil. Cocok untuk dirinya ketimbang varian motor BSA lainnya seperti B31 atau M20. Itu alasan kenapa akhirnya ia membangun C15.

Ia menjelaskan setelah di restorasi pada 2005 sampai sekarang, belum ada kerusakan yang berarti.

"Rewel sih enggak. Perawatannya mesti rutin ganti oli supaya semua logam yang bekerja di dalam mesin terlumasi," ucapnya.

BSA C15 miliknya itu sudah sering dibawanya touring. "Motor itu udah saya pakai jalan-jalan ke Sintang, Tanah Itam, Sambas, dan kota-kota lainnya di Kalimantan Barat," ucapnya bangga. (mirna)

Spesifikasi

Merk: BSA (Birmingham Small Arm)
Produksi: Tahun 1959
Type/seri: C15
Kapasitas: 250cc
Tipe Mesin: Monoblok
Cylinder (satu): OHV
Velg: 17 inchi
Knalpot: Freeflow

Tidak ada komentar: