Jumat, 22 Oktober 2010

Gelar Juara untuk Kalbar


* Yohanes Dua Kali Pukul Jatuh Speed

Petinju kebanggaan Kalbar, Yohanes Yordan, berhasil keluar sebagai juara kelas ringan yunior dalam pertandingan 12 ronde Kejuaraan Tinju Profesional Indonesia (KTPI) di TVRI Senayan, Jakarta, Jumat (22/10) malam.

Yohanes dua kali memukul jatuh lawannya, Michael "Speed" Sigarlaki, masing-masing pada ronde ke-6 dan ronde 12. Pada ronde keenam, Sigalarki terjengkang ketika Yohanes dengan cerdik melepaskan kombinasi pukulan one-two.

Sigalarki pun mendapat hitungan wasit. Namun, ia segera bangkit kembali dan terus memaksa Yohanes bertarung dalam jarak dekat.

Pada ronde 12, Yohanes yang sejak ronde pertama menyimpan stamina, melepaskan straight tajam dengan tangan kiri dan mendarat telak di wajah Sigalarki.

Tanpa ampun, petinju asal Minahasa itu pun dipaksa kembali mencium kanvas. Wasit lagi-lagi menghitung Sigalarki. Di saat bersamaan, ronde terakhir pun selesai.

Tiga hakim pertandingan pun memberikan kemenangan mutlak untuk Yohanes. Masing-masing, 1116-110, 117-110, dan 116- 110.

"Puji Tuhan, akhirnya saya berhasil memenangi pertarungan ini," kata Yohanes kepada Tribun sesaat setelah turun dari ring.

Ia pun mempersembahkan gelar juara yang kini disandangnya untuk seluruh warga Kalbar dan juga untuk institusinya, Brimob Polda Kalbar.

Ia menuturkan, pertandingan melawan Sigalarki bukan pertandingan mudah. Pukulannya jauh lebih telak dan kuat karena bobotnya lebih berat sekitar 5 kilogram.

"Saat timbang badan, berat badan saya hanya 58,9 kilogram. Berat badan Sigalarki 63,5 kilogram. Jadi, pukulannya sangat berbahaya dan saya merasakannya sendiri di atas ring," ujar Yohanes.

Karena itulah, pelatih Damianus Yordan memintanya untuk menjaga jarak selama pertarungan. Sebab, bertanding jarak pendek sangat tidak menguntungkan.

"Meladeninya jual beli pukulan dalam jarak dekat sangat konyol. Saya ikuti terus intruksi pelatih untuk menjaga jarak, sambil melihat kesempatan melayangkan pukulan," katanya.

Strategi itupun sangat efektif. Kesabaran Yohanes, dalam hal ini dengan tidak meladeni Sigalarki yang terus memancing emosinya sejak ronde pertama, membuahkan hasil.

"Saya memang diminta jangan terpancing dan harus bisa menahan emosi," ujar Yohanes.

Yohanes pun mengucapkan terimakasih kepada warga Kalbar, termasuk institusi kepolisian, Brimob Polda Kalbar, dan keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan.

"Kemenangan ini hasil kerja keras kita bersama," ujar petinju kelahiran Kayong Utara ini merendah.

Kemenangan ini juga memperbaiki rekor bertanding Yohanes menjadi 18 kali bermain, 17 kali menang, satu kali kalah, dan belum pernah seri.

Sementara Sigalarki menjadi 24 kali main, 15 kali menang, 8 kali kalah dan sekali seri. "Saya siap bertanding di kejuaraan internasional. Saya tidak akan puas dan berhenti sampai di sini," tegas Yohanes.

Manajer Yohanes, AKP Bedjo Rahardjo, sempat kesal karena anak asuhnya dipaksa bertanding dengan lawan yang lebih berat bobot badannya.

"Ini pemaksaan. Yohanes dipaksa bermain di kelas 64 kilogram. Manajer Sigalarki tidak disiplin. Masa' berat badannya hanya susut setengah kilogram. Karena itu, sebelum pertandingan saya sudah minta beberapa syarat," kata Bedjo.

Syarat tersebut imbuh Kepala Denma Brimob Polda Kalbar ini, antara lain Yohanes harus pakai sarung tangan 10 dan jika menang, Yohanes harus diakui sebagai juara nasional. (hasyim ashari)

Tidak ada komentar: