Kamis, 01 April 2010

Fauzi: Ini Surprise bagi Saya


* Tribun Kembalikan "Amplop" ke PLN Pontianak

Kepala Cabang PLN Pontianak, Fauzi Arubusman, terkejut ketika rombongan Tribun Pontianak, Selasa (30/3), mengembalikan amplop berisi uang Rp 1 juta. Amlop itu sebelumnya diberikan kepada seorang wartawan Tribun yang menghadiri kegiatan PLN, pekan lalu.

"INI menjadi surprise bagi saya. Sebelumnya di tempat lain tidak pernah ditolak. Kami memberikan dana tersebut sebagai bentuk profesionalitas kepada seorang pembicara yang membagikan ilmunya kepada kami. Tidak ada maksud lain," kata Fauzi saat ditemui rombongan Tribun di ruang kerjanya sekitar pukul 14.30 WIB.

Kisah amplop berisi uang Rp 1 juta tersebut berawal dari rapat kerja yang melibatkan beberapa pimpinan PLN ranting, Kamis (25/3).

Tribun diundang hadir dalam acara tersebut sebagai satu di antara pembicara, untuk membahas peran dan fungsi media massa sebagai jembatan antara rakyat dengan PLN. Saat itu, Tribun diwakili Manajer Produksi Hasyim Ashari.

Fauzi menuturkan, PLN sengaja mengundang Tribun dalam kegiatan tersebut untuk memberikan pandangan bagaimana sebaiknya menjalin hubungan dengan media massa.

"Terkadang yang muncul bad news (berita buruk), dan ketika wartawan datang pasti langsung terpikir kami akan menghadapi masalah," ujar Fauzi tersenyum.

Meski seusai acara rapat kerja tersebut Fauzi telah mendapat penjelasan tentang larangan menerima imbalan dalam bentuk apapun bagi wartawan Tribun, ia semula tak percara.

"Atas dasar prinsip penghargaan, kami tetap memberikan dana tersebut," lanjut Fauzi.

Pemimpin Redaksi Albert GJ Joko yang memimpin rombongan Tribun menjelaskan kepada Fauzi bahwa Tribun Pontianak harus melaksanakan amanat profesi, sebagai koran dari Kompas Gramedia, yang melarang wartawan menerima imbalan dalam berbagai bentuk.

"Mohon maaf sebelumnya. Kami sebagai jurnalis juga perlu uang tentunya. Tetapi, sudah menjadi komitmen Kompas Gramedia, untuk tidak menerima semua bentuk imbalan, selain yang diberikan perusahaan kepada karyawannya," ujar Albert.

Dalam aturan Kompas Gramedia, hanya dalam keadaan tertentu wartawan diperbolehkan menerima imbalan yang diberikan. Itu pun dengan pertimbangan kemanusiaan, misalnya menjaga perasaan sang sumber jika ditolak di hadapan banyak orang.

Jika itu terjadi, maka si wartawan harus melaporkan ke pimpinan di kantor pada kesempatan pertama mengenai apa yang terjadi, dan membuat berita acara mengenai penerimaan uang tersebut, serta melampirkan "barang bukti" yang ia terima.

Imbalan tersebut kemudian akan dikembalikan kepada si pemberi disertai surat berisi ucapan terimakasih atas penghargaan yang diberikan, namun sebaiknya pada kesempatan berikut tidak memberikan imbalan dalam bentuk apapun kepada wartawan Tribun.

Albert menceritakan, selain uang, ada juga sumber yang memberikan imbalan berupa barang. Awalnya, ada masyarakat menghubungi Tribun, dan menyampaikan keberatan terhadap kebijakan jalan satu arah di sekitar toko miliknya.

Sejak diberlakukan kebijakan jalan satu arah di kawasan tersebut, toko jadi sepi pengunjung. Setelah Tribun beritakan, jalan tersebut kembali mejadi jalur dua arah, dan toko kembali ramai pengunjung.

"Dikirimlah paket ke kantor kami, ditujukan kepada wartawan sebagai bentuk terima kasih atas pemberitaan tersebut. Barangnya berupa kacamata. Ya, harus dikembalikan, padahal kacamatanya mahal dan bagus," jelas Albert dilanjutkan tawa.

Godaan untuk menerima imbalan memang berat. Diakui, ada wartawan Tribun yang dikeluarkan karena terbukti menerima imbalan dari sumber. Imbalan Rp 1 juta atau Rp 10 ribu jika diterima memiliki konsekuensi yang sama.

"Saya berharap prinsip ini tidak menjadi masalah dalam hubungan antara PLN dan Tribun Pontianak. Tanggung jawab sebagai jurnalis, pertama kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian kepada masyarakat, dan negara," ujar Albert.

Dari penjelasan yang disampaikan, Fauzi menyatakan bisa memahami dan menghormati prinsip Tribun Pontianak. Tapi, karena sudah dianggarkan dan dikeluarkan dana, maka secara administrasi sudah tercatat sebagai pengeluaran.

"Apakah dana tersebut akan disumbangkan ke masjid?" tanyanya. Usul itu langsung disetujui Albert, supaya manfaatnya dirasakan orang banyak.

Selepas suara azan penanda waktu ashar dikumandangkan muazzin, staf Sekretariat Redaksi Tribun Pontianak, Dewi Handayani, menyerahkan kembali amplop berisi uang Rp 1 juta kepada Fauzi.

"Lain kali kalau kami mengundang, tidak dianggarkan lagi, ya," ucap Fauzi disambut tawa rombongan Tribun Pontianak. (dian lestari)

Tidak ada komentar: