Sabtu, 02 Mei 2009

Awas, Selingkuh Bikin Ketagihan


*Boyke Ingatkan Keganasan Kanker Rahim

PONTIANAK, TRIBUN - Dokter spesialis kandungan terkemuka, dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS, menegaskan selingkuh sama dengan mengkonsumsi narkoba. Sekali mencoba pasti bikin ketagihan dan sulit untuk dihilangkan. Tidak hanya itu, selingkuh juga menjadi ancaman serius bagi kelangsungan kehidupan rumah tangga dan karier.

"Contohnya seperti yang menerpa Ketua KPK, Antasari Azhar," ujar Boyke saat berkunjung ke Tribun Pontianak, Sabtu (2/5).

Berdasarkan pasien yang datang berkonsultasi ke Klinik Pasutri miliknya, perselingkuhan menjadi penyebab ketidakharmonisan hubungan suami istri atau sebaliknya, hubungan suami istri yang tidak harmonis memicu perselingkuhan.

"Selingkuh tidak hanya dilakukan suami, namun juga istri. Dari lima laki-laki empat di antaranya selingkuh. Sementara dari lima wanita dua di antaranya juga selingkuh. Ironisnya, dari 10 kasus perselingkuhan hanya dua kasus yang sampai ke jenjang perkawinan. Sisanya, dilakukan untuk having fun," kata Boyke.

Boyke menuturkan sedikitnya pasangan selingkuh yang menikah karena kebanyakan laki-laki itu buaya. Sementara wanita menginginkan kehidupan yang lebih stabil. Apalagi, belakangan selingkuh menjadi bagian dari gaya hidup kalangan mapan. Sebab mereka bergelimang uang dan kekuasaan.

"Golongan ini berselingkuh untuk mendapatkan pengakuan dan status sosial. Karena itu mereka menjalin hubungan dengan perempuan atau laki-laki yang derajat sosialnya lebih tinggi ataudari kalangan artis misalnya. Jadi jelas orientasinya bukan seks semata," paparnya.

Boyke juga menegaskan mereka yang selingkuh di usia dewasa, biasanya secara kasat mata memiliki tampang baik-baik, bahkan cenderung alim pada masa mudanya. Justru mereka yang pada masa muda kerap bergaul dengan teman-teman wanita yang kecil kemungkinan berselingkuh ketika berumah tangga.

"Ibu-ibu yang datang ke saya, banyak yang komplain. Tidak mungkin suami saya selingkuh Dok. Dia sudah empat kali umroh. Lalu saya jawab, waktu umroh 'barangnya' pakai sorban gak Bu," ujar Boyke tertawa.
Kanker rahim

Boyke menuturkan, berhenti dari RS Kanker Dharmais karena ia tidak sanggup melihat pasien-pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi sehat, kemudian pulang ke rumah dalam keadaan meninggal. Serviks menjadi pembunuh nomor satu perempuan di Indonesia. Hal ini disebabkan mayoritas penderita datang berobat ketika kesehatannya kritis atau ketika penyakitnya sudah stadium lanjut.

"Kalau sudah kena kanker rahim, sekali suntik obatnya bisa Rp 14 juta. Setelah disuntik, rambut rontok dan seluruh kulit mengering serta terkelupas. Pasiennya meninggal dalam kondisi yang mengenaskan bukan," paparya.

Kanker ini disebabkan oleh virus yang ditularkan suami kepada istrinya saat berhubungan intim. Mereka yang selingkuh dan bergonta-ganti pasangan menjadi kelompok yang rentan menularkan kanker mematikan ini. Karena itu, Boyke beranggapan ada hubungan antara kanker serviks dengan hubungan suami istri dan keharmonisan dalam rumah tangga. "Kalau rumah tangga harmonis, termasuk soal hubungan suami istri, yakinlah akan baik-baik saja," ujarnya.

Serviks tidak bisa dilihat secara fisik karena tidak menimbulkan gejala. Satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan Pap Smear dan Pap Net. Pap Smear adalah screening untuk mendeteksi perubahan sel sel yang terjadi di dalam serviks uterus. Sementara Pap Net adalah pemeriksaan dengan pengambilan lendir leher rahim sama seperti papsmear konvensional, tetapi dengan memanfaatkan teknologi komputer dalam menganalisanya.

"Tingkat akurasi Pap Net sampai 95 persen. Sedangkan Pap Smear hanya 80 persen. Harga pemeriksaan Pap Smear mulai Rp 150 ribu dan Pap Net mulai Rp 350 ribu," ujar Boyke yang saat ini sedang mengkampanyekan bahaya kanker serviks.

Bagi mereka yang ingin mengantisipasi serviks, Boyke menganjurkan untuk divaksin. Termasuk mereka yang belum pernah melakukan hubungan intim. Namun vaksin ini hanya efektif diberikan untuk mereka yang berusia antara 10 tahun hingga 55 tahun. Di atas itu, vaksin menjadi tidak banyak pengaruhnya. Harga vaksin mulai dari Rp 750 ribu dilakukan sebanyak tiga kali selama enam bulan.

Data yang dilansir Kompas.com, diperkirakan 52 juta perempuan Indonesia berisiko terkena kanker serviks. Sementara 36 persen perempuan dari seluruh penderita kanker adalah pasien kanker serviks. Ada 15.000 kasus baru per tahun dengan kematian 8.000 orang per tahun.

Angka harapan hidup lima tahun jika kanker ini diketahui dan diobati pada stadium 1 adalah 70-75 persen, pada stadium 2 adalah 60 persen, pada stadium 3 tinggal 25 persen, dan pada stadium empat penderita sulit diharapkan bertahan. (hsm)

2 komentar:

Ririn.Syaefuddin mengatakan...

Cup cup....bang.........makanya daripada selingkuh mending poligami atau poliandri aja dech...ups, cewek boleh gak ya poliandri???

endi's blog mengatakan...

bos
seseorang yg duduk sebelah kanan dr boyke, kok kayaknya serius amir? ekspresi wajahnya juga menyiratkan sesuatu, bos bisa tebak gak apa kira2 hahaha, peace bos...