AUCKLAND – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi jadi sosok sentral di Pacific Exposition 2019, selain Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya.
Bagaimana tidak, sejak Pacific Exposition 2019 dibuka Jumat
(12/7/2019), agenda yang harus dihadiri Retno Marsudi benar-benar padat.
Ia harus keluar masuk forum, menggelar pertemuan bilateral
dengan delegasi Negara-negara Pacifik, hingga melayani dengan sabar seluruh
pertanyaan wartawan.
Retno juga kerap membawa sejumlah dokumen, termasuk
didampingi terus oleh Desra Percaya, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.
Namun, siapa sangka sosok yang sepintas terlihat amat serius
ini, punya sisi lain yang mungkin tidak banyak orang tahu.
Apa saja?
Ladeni Foto Bersama
Sepanjang perhetalan Pacific Exposition, mungkin hanya Retno
Marsudi yang berkali-kali harus berhenti berjalan karena permintaan foto
bersama yang tidak kenal waktu.
Ke mana pun ia melangkah, ada saja peserta, pengunjung, atau
delegasi yang meminta berfoto dengannya. Tempat paling sering Retno dimintai
berfoto bersama adalah di photo booth Pacific Exposition di Lantai 4, Sky City.
Photo booth ini juga sekaligus menjadi Retno dan perwakilan
delegasi untuk pengambilan sesi foto. Baik sebelum maupun sesudah pertemuan
bilateral atau forum-forum yang ada di Pasifik Esposisi.
Tidak hanya dalam kondisi di tengah padatnya pertemuan
resmi, ketika sekadar menyaksikan konser music Sound of Pacifik, ia masih saja
diajak foto bersama. Hal itu terlihat pada saat Menteri Retno hendak
meninggalkan ruangan di mana konser berlangsung.
Retno yang hendak turun escalator kembali dicegat untuk foto
bersama. Seperti pada kesempatan lain, Retno tak sekalipun menolak ajakan
tersebut. Ia dengan telaten melayani keinginan “fans” nya tersebut.
Bahkan ketika harus mengambil foto berkali-kali, Retno
Marsudi tetap tersenyum dengan senyuman khasnya.
Kerjai Dubes Tantowi
Retno Marsudi kerap menghidupkan suasana briefing atau jumpa
pers usai pertemuan bilateral dengan Negara-negara Pasifik. Seperti yang
terjadi usai penandatanganan pembukaan hubungan diplomatic dengan Cook Island
dan Niue.
Saat ditanya tentang isi pertemuan antara Indonesia,
Australia dan Newzeland di Pacific Exposition, Rento membuat seisi ruanga
tertawa. Awalnya, Retno terlihat serius ingin menjawab pertanyaan tersebut.
“Newzealand ahh…kita ada, banyakk,….” jawab Retno.
Retno kemudian melihat Tantowi Yahya, Dubes Indonesia untuk
Selandia Baru yang duduk di sebelah kanannya.
“Untuk Newzealand…kita ada apa ya….please Pak Dubes,” ujar
Retno sambil tertawa kecil meminta Tantowi untuk menjawab pertanyaan wartawan.
Mendapat perintah untuk menjelaskan, Tantowi yang memang
selalu mendampingi Retno pun tertawa. “Aha ahahahaha,”
“Daripada aku yang ngamuk. Please Pak Dubes. Newzealand,”
pinta Retno.
Tantowi Yahya yang duduk di sebelah pun sontak tertawa. Begitu
juga para wartawa yang ada di ruangan. Setelah itu, Tantowi pun gentian
memberikan penjelasan seperti yang diinta Retno.
Goda Wartawan
Dalam sebuah sesi briefing, Menlu Retno juga terlihat cair
dengan para wartawan yang meliput Pacific Exposition 2019. Saat briefing
biasanya, Retno didampigi Tantowi Yahya.
Saat baru beberapa saat duduk di kursi yang disiapkan, ia
melihat ada jurnalis yang menguap. “Kenapa, Pak,” tanyanya.
“Ngantuk Bu,” jawab Sang Jurnalis.
Ada juga jurnalis yang menjawab lapar. “Kalau ngantuk, atau
laper tidak apa. Asal jangan sedih,” ujar Retno.
Tak Sungkan Berjoget
Lepas! Begitulah kesan saat melihat Retno Marsudi berjoget,
ikut keliling lokasi konser Sound of Pacific. Retno bersatu dengan para
delegasi dan pengunjung lainnya yang berbaris mengular panjang.
Lagu yang dibawakan musisi asal Papua, memang menghentak dan
membuat badan ingin ikut bergoyang. Tak seperti yang lain, Retno bangkit dari
kursi dan memilih untuk menari dan berjoget bersama.
“Wah, ibu menteri ikut goyang juga,” celetuk seorang
pengunjung yang melihat Retno melintas di depannya.
Tanpa Pengawalan
Sebagai ujung tombak diplomasi, tak terlihat sedikitpun perlakuan
istimewa untuk Retno. Ia pergi begitu saja ketika hendak ngopi atau makan
makanan ringan.
Sama ketika ia pergi ke sebuah kedai di samping Sky City. Ia
keluar dari arena Pacific Exposition tanpa pengawalan sama sekali.
Ia berjalan keluar gedung, menyusuri trotoar, sambil
sesekali membetulkan syal di lehernya. Retno mengaku kedinginan. Rupanya, ia
memang sering tanpa pengawalan.
"Saya memang tidak mau membiasakan diri dengan
pengawal. Sebab jabatan ini hanya sementara. Kalau biasa dikawal, terus nanti
tidak jadi pejabat lagi, dan tidak dikawal, akan sakit," ucap Retno
berseloroh.
Ajak Ngopi
Di tengah kesibukannya di Pacific Exposition 2019, Menteri
Retno Marsudi, mendadak mengirimkan pesan kepada jurnalis Kompas, Robertus
Benny Dwikoestanto.
Dalam pesan yang dikirim via WhatsApp itu, Retno mengajak
Benny ngopi. Di kedai yang ditentukan, beberapa staf Kemenlu sudah menunggu.
Retno memesan satu botol air putih, satu botol minuman
bersoda, dan hamburger. Belakangan ia memesan kentang goreng.
Dalam obrolan yang hangat, Menteri Retno yang ditemani
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Desra Percaya, lebih banyak bicara tentang
keseharian.
HP Standby 24 Jam
Retno menyadari betul, bahwa komunikasi adalah bagian
penting dari pekerjaan dan aktvitas lainnya. Bahkan ketika di dalam pesawatpun,
Retno selalu aktif.
“Saya takutnya ada kondisi darurat. Misalnya Pak Presiden
telpon atau kirim pesan,” ujar Retno.
Biasanya sebelum pergi, ia sudah memberitahu staff bahwa
dari jam sekian sampai jam sekian, HP nya tidak aktif.
“Pernah sekali, HP tidak aktif karena di dalam penerbangan.
Begitu keluar banyak sekali pesan masuk. Isinya Bu, dicari Pak Jokowi. Walau
mungkin bukan kondisi darurat, tapi kalau Pak Presiden cari, pasti ada sesuatu
yang penting,” katanya.
Karena itulah biasanya ketika dirinya pergi, dan HP dalam
keadaan tidak aktif, ada Wakil Menteri Luar Negeri yang stand by.
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Desra Percaya, mengamini
Retno yang selalu online.
“Kita staf Ibu juga harus standby. Ibu selalu butuh
informasi dan data terbaru. Kalau minta itu harus sampai dapat. Kalau 10 menit
gak kasih informasi, biasanya Ibu yang sudah cari informasi sendiri,” katanya.
Rajin Jalan Pagi
Selama mengikuti Pacific Exposition, tidak sedikitpun
Menteri Retno Marsudi terlihat kelelahan. Ia selalu tampil segar di berbagai
kesempatan.
Ketika ditanya apa rahasianya, Retno mengaku rahasinya
olahraga. “Mas, Ibu Retno itu sangat rajin jalan pagi. Kalau diajak jalan pagi,
beliau pasti mau. Di sini aja, pagi-pagi ibu sudah jalan pagi,” kata Dirjen
Asia Pasifik dan Afrika, Desra Percaya.
Baju Jogging Tak Pernah Tinggal
Karena sangat gemar jalan pagi dan olahraga, Menlu Retno
Marsudi, mengaku tidak pernah ketinggalan membawa baju jogging. “Kalau pergi ke mana-mana, baju pertama yang
masuk koper, baju jogging,” ujar Retno.
Kebiasaan itu sudah ia lakukan sejak lama. Bahkan ketika ia
mau bepergian, biasanya sang anak yang ingatkan. “Anak biasa ingatkan, Ma sudah
bawa baju jogging belum,” katanya.
Gemar Bersepeda
Selain jogging, Retno Marsudi juga gemar bersepeda. “Itu
biasanya di Car Free Day, Sudirman. Saya gowes Juga tanpa pengawalan,”
imbuhnya.
Ia pun tidak sungkan ikut duduk di trotoar. “Terus kalau pas
gowes dengar suara dangdut, ya berenti. Ikut goyang,” ucapnya sambil tertawa
kecil.
Waktu untuk Keluarga
Bagi Retno Marsudi keluarga adalah segala-segalanya. Karena
itulah, bagaimana pun caranya bertemu keluarga hukumnya wajib.
Di tengah kesibukannya tugas-tugas ke luar negeri, Retno
bersama suami dan dua anaknya, bertemu setiap dua minggu sekali.
“Anak satu di Singapur. Satu di Jakarta. Kita janjian,
ketemu di mana, terus kumpul. Paling nonton, abis itu pulang,” katanya.
Ia mengatakan anak-anaknya bukan tipe yang suka jalan-jalan.
“Jadi kadang kalau film tidak bagus, ya ke rumah. Kumpul di kamar saya. Enam
orang, numpuk,” ucapnya.
Ia menuturkan, meski anaknya sudah besar-besar, sebagai ibu
dan orangtua, kadang masih menganggap anaknya masihlah anak-anak. “Ya, namanya
orangtua ya,” katanya dengan wajah bahagia.
Keras Soal Prinsip
Bagi Retno Marsudi, tidak ada tawar menawar soal prinsip. Apalagi,
prinsip-prinsip yang diyakininya untuk menjaga kewibawaan dan kedaulatan NKRI.
Ia tidak segan-segan untuk “berkelahi,” membela Negara. Kepada
stafnya, Retno juga mengingatkan soal prinsip yang harus dipegang teguh.
Baik sebagai diplomat maupun sebagai keluarga. “Ibu ini
memang tidak pernah marah. Tapi kalau soal prinsip, wah jangan ditanya. Ibu
keras sekali kalau soal prinsip,” kata Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Desra
Percaya.
Satu di antara contoh prinsip itu adalah kita stafnya
diminta jangan coba-coba untuk main perempuan. “Ibu keras sekali soal ini,”
ucap Desra.
Retno menambahkan, tidak mungkin orang bisa bekerja kalau di rumahnya tidak benar. “Kalau rumah tangga bermasalah, pekerjaan juga akan bermasalah,” ujar Retno. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar